"Siapakah yang tidak kenal dia?"
Ataukah saat ini lebih cocok bertanya "Siapakah yang kenal dia?"
Ironisnya, mungkin saat ini
hanya satu dari sekian orang yang mengenal beliau dibanding Harry Potter, Justin Bieber, atau Personel SUJU.
Simak yuk kisah teladan Muhammad Al-Fatih dan sejarah kota Istanbul yang indah...
InsyaAllah Anda tidak akan kecewa membaca kisahnya,
memberi inspirasi untuk meneladaninya.
Ataukah saat ini lebih cocok bertanya "Siapakah yang kenal dia?"
Ironisnya, mungkin saat ini
hanya satu dari sekian orang yang mengenal beliau dibanding Harry Potter, Justin Bieber, atau Personel SUJU.
Simak yuk kisah teladan Muhammad Al-Fatih dan sejarah kota Istanbul yang indah...
InsyaAllah Anda tidak akan kecewa membaca kisahnya,
memberi inspirasi untuk meneladaninya.
Tersebut Dalam Hadits Rasulullah SAW:
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (H.R Ahmad bin Hanbal Al Musnad 4/335)
“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (H.R Ahmad bin Hanbal Al Musnad 4/335)
Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad
Al-Fatih (bahasa Turki Ottoman: Meḥmed-i sānī, bahasa Turki: II.
Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih, "sang Penakluk", dalam bahasa
Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmet dalam bahasa Turki, lahir pada
30 Maret 1432 dan wafat pada 3 Mei 1481, merupakan seorang sultan Turki
Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran
dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa
saat berumur 21 tahun. Dari sudut pandang Islam, ia dikenal sebagai
seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan
Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan
Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain
Al-Jalut melawan tentara Mongol).
Kejayaannya dalam menaklukkan
Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan
kepimpinannya serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan
mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia
merupakan anak didik Syekh Syamsuddin yang masih merupakan keturunan Abu
Bakar As-Siddiq.
Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al
Fatih tidak pernah meninggalkan salat wajib sejak baligh & separuh
dari mereka tidak pernah meninggalkan salat tahajjud sejak baligh. Hanya
Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan salat
wajib, tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya.
Muhammad Al-Fatih: The Conqueror
Kota Istanbul memang unik, penuh dengan sejarah yang besar dan menentukan arah peradaban. Tokohnya adalah Muhammad II atau lebih dikenal sebagai Sultan Muhammad Al-Fatih.
Kota Istanbul memang unik, penuh dengan sejarah yang besar dan menentukan arah peradaban. Tokohnya adalah Muhammad II atau lebih dikenal sebagai Sultan Muhammad Al-Fatih.
Menerima Jabatan Khalifah Sejak Belia
Usia beliau masih sangat muda, boleh dibilang masih kanak-kanak tatkala ayahandanya, Sultan Murad II, pensiun dini dari mengurus khilafah. Sang Ayah berniat untuk beruzlah di tempat yang sepi dari keramaian politik. Roda kepemimpinan diserahkan kepada puteranya, Muhammad, yang sebenarnya saat itu masih belum cukup umur.
Usia beliau masih sangat muda, boleh dibilang masih kanak-kanak tatkala ayahandanya, Sultan Murad II, pensiun dini dari mengurus khilafah. Sang Ayah berniat untuk beruzlah di tempat yang sepi dari keramaian politik. Roda kepemimpinan diserahkan kepada puteranya, Muhammad, yang sebenarnya saat itu masih belum cukup umur.
Namun kebeliaannya
tidak membuat prestasinya berkurang. Justru sejarah mencatat bahwa di
masa kepemimpinan beliau, silsilah khilafah Bani Utsmani mencapai
kejayaan terbesarnya, yaitu menaklukkan benua Eropa sebagaimana yang
dijanjikan sebelumnya oleh Rasulullah SAW.
Kecakapan Muhammad
cukup masuk akal, mengingat sejak kecil beliau telah mendapatkan
berbagai macam pembinaan diri dan pendalaman ilmu-ilmu agama. Sang Ayah
memang secara khusus meminta kepada para ulama untuk mendidiknya, karena
nantinya akan menjadi khalifah tertinggi. Mulai dari bahasa Arab,
tafsir, hadits, fiqih sampai ke ilmu sistem pengaturan negara, telah
beliau lahap sejak usia diri. Bahkan termasuk ilmu strategi perang dan
militer adalah makanan sehari-hari.
Siapa Yang Jadi Khalifah?
Sultan Murad II berhenti dari jabatannya di tengah begitu banyak problem, baik internal maupun eksternal. Sementara khilafah sedang menghadapi serangan bertubi-tubi dari tentara kerajaan Romawi Timur.
Sultan Murad II berhenti dari jabatannya di tengah begitu banyak problem, baik internal maupun eksternal. Sementara khilafah sedang menghadapi serangan bertubi-tubi dari tentara kerajaan Romawi Timur.
Sebagai khalifah yang masih sangat belia, Muhammad Al-Fatih kemudian
berinisiatif untuk mengirim utusan kepada ayahandanya dengan membawa
pesan. Isinya cukup unik untuk mengajak sang ayahanda tidak berdiam diri
menghadapi masalah negara.
“Siapakah yang saat ini menjadi
khalifah: saya atau ayah? Kalau saya yang menjadi khalifah, maka sebagai
khalifah, saya perintahkan ayahanda untuk datang kemari ikut membela
negara. Tapi kalau ayahanda yang menjadi khalifah, maka seharusnya
seorang khalifah berada di tengah rakyatnya dalam situasi seperti ini”
Menembus Eropa
Setiap pahlawan Islam selalu bercita-cita untuk menjadi orang yang dimaksud Rasulullah SAW dalam haditsnya sebagai panglima yang terbaik dan tentaranya tentara yang terbaik dan membebaskan Konstantinopel agar terbebas dari kekuasaan Romawi.
Setiap pahlawan Islam selalu bercita-cita untuk menjadi orang yang dimaksud Rasulullah SAW dalam haditsnya sebagai panglima yang terbaik dan tentaranya tentara yang terbaik dan membebaskan Konstantinopel agar terbebas dari kekuasaan Romawi.
Sudah sejak Rasulullah SAW masih
hidup, beliau sudah berupaya menjadikan penguasa di Konstatinopel
menjadi muslim. Selembar surat ajakan masuk Islam dari nabi SAW telah
diterima Kaisar Heraklius di kota ini.
Dari Muhammad utusan Allah kepada Heraklius raja Romawi.
Bismillahirrahmanirrahim, salamun ‘ala manittaba’al-huda, Amma ba’du,
Sesungguhnya Aku mengajak anda untuk memeluk agama Islam. Masuk Islam lah Anda akan selamat dan Allah akan memberikan Anda dua pahala. Tapi kalau Anda menolak, Anda harus menanggung dosa orang-orang Aritsiyyin.”
Bismillahirrahmanirrahim, salamun ‘ala manittaba’al-huda, Amma ba’du,
Sesungguhnya Aku mengajak anda untuk memeluk agama Islam. Masuk Islam lah Anda akan selamat dan Allah akan memberikan Anda dua pahala. Tapi kalau Anda menolak, Anda harus menanggung dosa orang-orang Aritsiyyin.”
Dikabarkan bahwa saat menerima surat ajakan masuk Islam itu, Kaisar
Heraklius cukup menghormati dan membalas dengan mengirim hadiah
penghormatan. Namun dia mengakui bahwa dirinya belum siap untuk memeluk
Islam.
Di masa shahabat, tepatnya di masa pemerintahan khalifah
Umar radhiyallahu ‘anhu, Khalid bin Walid dikirim sebagai panglima
perang menghadapi pasukan Romawi. Khalid memang mampu membebaskan
sebagian wilayah Romawi dan menguasai Damaskus serta Palestina
(Al-Quds). Tapi tetap saja ibukota Romawi Timur saat itu,
Konstantinopel, masih belum tersentuh.
Sultan Shalahuddin
Al-Ayyubi, pahlawan yang merebut Al-Quds sekalipun, ternyata masih belum
mampu membebaskan Konstantinopel. Padahal beliau pernah mengalahkan
serangan tentara gabungan dari Eropa pimpinan Richard The Lion Heart
dalam perang Salib. Ternyata membebaskan kota warisan Kaisar Heraklius
bukan perkara sederhana. Dibutuhkan kecerdasan, keuletan dan tentunya,
kekuatan yang mumpuni untuk pekerjaan sebesar itu.
Dan ternyata
Sultan Muhammad Al-Fatih orangnya. Beliau adalah sosok yang telah
ditunggu umat Islam sepanjang sejarah menunggu-nunggu realisasi hadits
syarif Muhammad SAW.
Tidak mudah memang untuk membebaskan
Istanbul yang sebelumnya bernama Konstantinopel ini. Kotanya cukup unik,
karena berada di dua benua, Asia dan Eropa. Di tengah kota ada selat
Bosporus yang membentang, ditambah benteng-benteng yang cukup merata.
Tetapi Sultan Muhammad Al-Fatih tidak pernah menyerah. Sejarah mencatat
beliau telah memerintahkan para ahli dan insinyurnya untuk membuat
sebuah senjata terdahsyat, yaitu sebuah meriam raksasa. Suaranya saja
mampu menggetarkan nyali lawan dan berpeluru logam baja. Meriam ini
mampu menembak dari jarak jauh serta meluluh-lantakkan benteng Bosporus.
Inilah barangkali meriam terbesar yang pernah dibuat manusia.
Sebelumnya dari sejarah para penakluk, belum pernah ada tentara manapun
yang punya meriam raksasa sebesar ini.
Dalam bahasa Turki, Muhammad sering disebut dengan Fatih Sultan Mehmet. Beliau lahir 30 Maret 1432 dan wafat 3 Mei 1481.
Pribadi Shalih
Dari sisi keshalihannya, Muhammad Al-Fatih disebutkan tidak pernah meninggalkan tahajud dan shalat rawatib sejak baligh hingga saat wafat. Dan kedekatannya kepada Allah SWT ditularkan kepada tentaranya. Tentara Sultan Muhammad Al-Fatih tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak baligh. Dan separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajud sejak baligh.
Dari sisi keshalihannya, Muhammad Al-Fatih disebutkan tidak pernah meninggalkan tahajud dan shalat rawatib sejak baligh hingga saat wafat. Dan kedekatannya kepada Allah SWT ditularkan kepada tentaranya. Tentara Sultan Muhammad Al-Fatih tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak baligh. Dan separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajud sejak baligh.
Itulah barangkali kunci utama keberhasilan beliau
dan tentaranya dalam menaklukkan kota yang dijanjikan nabi SAW. Rupanya
kekuatan beliau bukan terletak pada kekuatan pisik, tapi dari sisi
kedekatan kepada Allah, nyata bahwa beliau dan tentaranya sangat menjaga
hubungan kedekatan, lewat shalat wajib, tahajjud dan sunnah rawatib
lainnya.
Sang Penakluk atau Sang Pembebas?
Karena prestasinya menaklukkan Konstantinopel, Muhammad kemudian mendapat gelar “Al-Fatih”. Artinya sang pembebas. Barangkali karena para pelaku sejarah sebelumnya tidak pernah berhasil melakukannya, meski telah dijanjikan nabi SAW.
Namun orang barat menyebutkan The Conqueror, Sang Penakluk. Ada kesan bila menggunakan kata “Sang Penakluk” bahwa beliau seolah-olah penguasa yang keras dan kejam. Padahal gelar yang sebenarnya dalam bahasa arab adalah Al-Fatih. Berasal dari kata: fataha – yaftahu. Artinya membuka atau membebaskan. Kata ini terkesan lebih santun dan lebih beradab. Karena pada hakikatnya, yang beliau lakukan bukan sekedar penaklukan, melainkan pembebasan menuju kepada iman dan Islam.
Beliau merupakan seseorang yang sangat ahli dalam berperang dan pandai berkuda. Ada yang mengatakan bahwa sebagian hidupnya dihabiskan di atas kudanya.
Karena prestasinya menaklukkan Konstantinopel, Muhammad kemudian mendapat gelar “Al-Fatih”. Artinya sang pembebas. Barangkali karena para pelaku sejarah sebelumnya tidak pernah berhasil melakukannya, meski telah dijanjikan nabi SAW.
Namun orang barat menyebutkan The Conqueror, Sang Penakluk. Ada kesan bila menggunakan kata “Sang Penakluk” bahwa beliau seolah-olah penguasa yang keras dan kejam. Padahal gelar yang sebenarnya dalam bahasa arab adalah Al-Fatih. Berasal dari kata: fataha – yaftahu. Artinya membuka atau membebaskan. Kata ini terkesan lebih santun dan lebih beradab. Karena pada hakikatnya, yang beliau lakukan bukan sekedar penaklukan, melainkan pembebasan menuju kepada iman dan Islam.
Beliau merupakan seseorang yang sangat ahli dalam berperang dan pandai berkuda. Ada yang mengatakan bahwa sebagian hidupnya dihabiskan di atas kudanya.
Yang lebih menarik, meski beliau punya kedudukan
tertinggi dalam struktur pemerintahan, namun karena keahlian beliau
dalam ilmu strategi perang, hampir seluruh perjalanan jihad tentaranya
ia pimpin secara langsung. Bahkan ia tetap berangkat berjihad kendati
sedang menderita suatu penyakit.
Tata Negara dan Administrasi
Selain sebagai ahli perang dan punya peran besar dalam hal perluasan wilayah Islam, beliau juga ahli di bidang penataan negara, baik secara fisik maupun dalam birokrasi dan hukum. Kehebatan beliau dalam menata negerinya menjadi negeri yang sangat maju diakui oleh banyak ilmuwan. Bahkan secara serius belaiu banyak melakukan perbaikan dalam hal perekonomian, pendidikan dan lain-lain.
Selain sebagai ahli perang dan punya peran besar dalam hal perluasan wilayah Islam, beliau juga ahli di bidang penataan negara, baik secara fisik maupun dalam birokrasi dan hukum. Kehebatan beliau dalam menata negerinya menjadi negeri yang sangat maju diakui oleh banyak ilmuwan. Bahkan secara serius belaiu banyak melakukan perbaikan dalam hal perekonomian, pendidikan dan lain-lain.
Dalam kepemimpinannya,
Istambul dalam waktu singkat sudah menjadi pusat pemerintahan yang
sangat indah dan maju di samping sebagai bandar ekonomi yang sukses.
Beliau juga dikenal sebagai pakar dalam bidang ketentaraan, sains,
matematika. Beliau memenguasai 6 bahasa sejak berumur 21 tahun. Seorang
pemimpin yang hebat namun tawadhu’.
Mentarbiyah Tentara Satu hal
yang jarang diingat orang adalah proses pembentukan pasukan yang sangat
profesional. Pembibitan dilakukan sejak calon prajurit masih kecil. Ada
team khusus yang disebarkan ke seluruh wilayah Turki dan sekitarnya
seperti Balkan dan Eropa Timur untuk mencari anak-anak yang paling
pandai IQ-nya, paling rajin ibadahnya dan paling kuat pisiknya. Lalu
ditawarka kepada kedua orang tuanya sebuah kontrak jangka panjang untuk
ikut dalam tarbiyah (pembinaan) sejak dini.
Bila kontrak ini
ditandatangani dan anaknya memang berminat, maka seluruh kebutuhan
hidupnya langsung ditanggung negara. Anak itu kemudian mulai mendapat
bimbingan agama, ilmu pengetahuan dan militer sejak kecil. Mereka sejak
awal sudah dipilih dan diseleksi serta dipersiapkan.
Maka tidak
heran kalau tentara Muhammad Al-FAtih adalah tentara yang paling rajin
shalat, bukan hanya 5 waktu, tetapi juga shalat-shalat sunnah. Sementara
dari sisi kecerdasan, mereka memang sudah memilikinya sejak lahir,
sehingga penambahan ilmu dan sains menjadi perkara mudah.
Konstantinopel Menjadi Istambul
Setelah ditaklukan nama Konstatinopel diubah menjadi Islambul yang berarti “Kota Islam”, tapi kemudian penyebutan ini bergeser menjadi Istambul seperti yang biasa kita dengar sekarang.
Setelah ditaklukan nama Konstatinopel diubah menjadi Islambul yang berarti “Kota Islam”, tapi kemudian penyebutan ini bergeser menjadi Istambul seperti yang biasa kita dengar sekarang.
Sejak saat itu
ibu kota khilafah Bani Utstmani beralih ke kota ini dan menjadi pusat
peradaban Islam dan dunia selama beberapa abad. Sebab kota ini kemudian
dibangun dengan segala bentuk keindahannya, percampuran antara seni
Eropa Timur dan Arab.
Gereja dan tempat ibadah non muslim
dibiarkan tetap berdiri, tidak diutak-atik sedikit pun. Sementara
khalifah membangun gedung dengan arsitektur yang tidak kalah cantiknya
dengan gedung-gedung sebelumnya. Sepintas kalau kita lihat gedung
peninggalan peradaban masehi sama saja dengan bangunan masjid. Tetapi
ternyata tetap ada perbedaan mendasar. Selain masalah salib yang menjadi
ciri gereja, bangunan dari peradaban Islam punya dominasi lingkaran dan
setengah lingkaran.
Seorang rekan dari Maghrib (Maroko)
bercerita bahwa ada nilai falsafah di balik bentuk-bentuk lingkaran atau
kubah yang kita lihat dari bentuk masjid, yaitu bahwa Islam itu masuk
ke semua dimensi.
Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel
menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepimpinannya serta
taktik strategi peperangannya yang dikatakan mendahului zamannya.
Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al-Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.
Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambol (Islam keseluruhannya). Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al-Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.
Sumber:
Muhammad Al-Fatih: The Cocqueror (1)
Muhammad Al-Fatih: The Cocqueror (2)
Muhammad Al-Fatih: The Cocqueror (1)
Muhammad Al-Fatih: The Cocqueror (2)