FGD MEA Kerjasama DPD RI dengan PWNA Bengkulu |
Tema “ Kesiapan
Masyarakat Bengkulu Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”
Narasumber :
1. Dra.
Eni Khairani, M.Si (DPD RI)
2. Bambang
Himawan ( Pimpinan Bank Indonesia Cabang Bengkulu)
3. Ir.
Utsman Yasin, M.Si (Staf Ahli DPD RI-Bengkulu)
4. Moderator
: Andi Azhar, MBA
Cc : harusnya aku hanya menulis beritanya saja not artikel apalagi notulen de-el-el.
Focus
Group Discussion
Pemaparan Materi 1
Narasumber : Bambang Himawan (Pimpinan Bank Indonesia
Cabang Bengkulu)
Materi : Pola Konsumsi
Tertata
“ Strategi Pertahanan Menghadapi MEA”
Uraian Materi :
Faktornya adalah para
perempuan, ibu-ibu.
·
Dampak di berlakukanya MEA: Masyarakat Bengkulu dalam
arus outflow dan inflow dalam market pasar , ada uang keluar dan uang masuk yang
terus terjadi. Bagaimana mengendalikan agar uang tidak terlalu banyak keluar. Bengkulu memiliki rata2 tabungan terendah
se-sumatera 4,5 juta. Tingkat kemiskinan tinggi 17%.
·
Strategi menghadapi MEA :
-
Tim kompak memiliki dua strategi pertama
strategi bertahan dan kedua strategi menyerang. Bertahan disini berarti : pola konsumsi yang tertata
minimalisasi outlow Rp (mengurangi rupiah yang keluar). Orang yang berperan
disini yaitu ibu sebagai istri. Sedang strategi Menyerang : Produksi +
dipasarkan Maksimalisasi Inflow Rp(bagaimana mendapatkan income dari hasil
produksi), yang berperan disini adalah ayah atau pencari nafkah.
Kesiapan para ibu yang memiliki pola konsumsi
yang tertata.
1.
Pengendalian kuantitas (puasa(qur’an),
larangan berlebih-lebihan (qur’an), berhenti sebelum kenyang)- penghematan
2.
Pengendalian kualitas (ambilah yang
terdekat(hadist ) : memanfaatkan produk lokal) - minimalisasi outflow
(meminimalisir pengeluaran)
Dua pendekatan ini
adalah untuk mengendalikan rupiah. Tugas dari tim bertahan yaitu istri
meminimalisir pengeluaran sedang suami adalah tim penyerang atau memaksimalkan
income.
Tips : Breakfast with Banana
1.
Menurunkan permintaan beras
2.
Pisang merupakan buah local yang
melimpah di Bengkulu (mencintai produk local)
3.
Mengganti sumber kalori yang baik dan
kaya vitamin dan serat
4.
Penjaga berat badan, karena kandungan
kalori yang rendah
5.
Penjaga tekanan darah karena mengandung elektrolit
Tiga serangkai untuk
hidup sehat selain nasi:
1.
Singkong (sarapan)
2.
Nasi ( makan siang)
3.
Jagung (makan malam)
Kenapa ?
1.
Menurunkan permintaan beras
2.
Singkong dan jagung merupakan buah local
yang melimpah di Bengkulu
3.
Rata-rata kandungan serat pada umbi-umbian
10 kali lebih tinggi daripada beras
4.
Jagung memiliki kandungan karbohidrat
komplek, lebih baik dibandingkan nasi yang mengandung karbohidrat sederhana.
Dalam
konteks local, hal itu yang sekarang perlu dilakukan. Bukan soal menyerang itu
tidak penting tetapi bagaimana seorang istri juga berperan dalam menghadapi MEA
ini. Karena ujung tombak dalam pengendalian dengan strategi bertahan ini adalah
istri dan soal konsumsi. Soal yang menjadi factor adalah perempuan , ini
terkait juga dengan nasyiatul ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan.
Pemaparan Materi II
Narasumber : Ir. Usman Yasin,
M.Si (Staf Ahli DPD RI)
Materi : “Digital
Marketing Sebuah Peluang pada Masyarakat Ekonomi ASEAN”
Sebuah branding mudah
dipromosikan, mudah mengjangkau target pasar pemasaran. Lebih hemat biaya,
lebih efektif, promo bisa dilakukan secara viral marketing dan bisa dilihat
langsung oleh calon konsumenya via social media.
Di
Indonesia : konsumsi media dengan presentase tertinggi masih di duduki oleh Media TV 43,5% , Internet 30,4 %, radio 17,4
%, dan newpaper 8,7 %. Hal ini
menunjukan bahwa masyarakat Indonesia sudah banyak membutuhkan internet dalam
berbagai usahanya dalam memenuhi kebutuhan. Sedang internet menduduki posisi
kedua, media ini banyak didominasi dengan kaum muda dengan range usia 12-34
tahun.
DI ASEAN : media social
sudah banyak di digunakan sekitar 37%
Kisah sukses Wardoyok ,
habibie hafsyah pengguna media social (branding melalui media social).
Di Indonesia sendiri pengguna internet
sudah mencapai 88,1 juta.
Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang ada 252,4 Juta,
maka dapat dikatakan bahwa penetrasi pengguna internet di negara ini mencapai
34,9%. Angka tersebut meningkat cukup banyak bila dibandingkan dengan tahun
2013 dimana penetrasi internet baru mencapai 28,6%.
Persoalan
:Kecepatan akses internet masih sangat terbatas dan lambat, sulit.
Penetrasi
pengguna internet di di Indonesia. Pemanfaatan teknologi untuk silaturahmi.
Perilaku
belanja online :
Ketika
kita serius menggunakan media online, manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dengan memasang akun yang benar. Menjadi hal
yang luar biasa jika teknologi di manfaatkan untuk mendapatkan penghasilan.
Banyak anak muda yang berhasil
dalam kurun waktu tertentu dengan memaksimalkan penggunaan internet.
Batik besurek dibuat di
Bogor.
Pemateri ke III
Narasumber : Dra. Eni
Khairani, M.Si (DPD RI)
Materi : “Membangun budaya pendidikan berkarakter dalam memasuki Era Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA)”
Uraian Materi :
Pada tahun 1995 aktif di PWNA Bengkulu
‘Aisyiyah harus
memiliki regenerasi , yakni Nasyiatul ‘Aisyiyah.
MEA akan membentuk ASEAN menjadi pasar dan basis
dari produksi tunggal yang dapat membuat ASEAN terlihat dinamis dan dapat
bersaing dengan adanya mekanisme dan langkah-langkah dalam memperkuat
pelaksanaan baru yang berinisiatif ekonomi; mempercepat perpaduan regional yang
ada disektor-sektor prioritas; memberikan fasilitas terhadap gerakan bisnis,
tenaga kerja memiliki bakat dan terampil.
Banyak pekerja dari
luar yang masuk ke Indonesia dan ke
Bengkulu salah satunya yang tidak bisa bahasa.
Dampak MEA positif:
banyak bergaul dengan para pebisnis dari Negara luar.
Dampak Negatif : perebutan
lapangan kerja, Kriminilitas, Pengangguran, potensi kerusuhan,
Harus ada kesiapan SDM
yang ada di Bengkulu ini terutama di anak-anak muda Bengkulu.
Bagaimana kesiapan Indonesia menghadapi MEA
1.
Penguatan daya saing ekonomi
2.
Program ACI (aku cinta Indonesia).
Masyarakat harus sejahtera, memanfaatkan produk local.
3.
Penguatan sector UKM. Melindungi
kelompok menengah dan kecil dari hempasan produk-produk luar negeri. Hal ini harus bergerak, meski dari rumah dan
sehat walafiat.
4.
Perbaikan infrastruktur
5.
Peningkatan kualitas SDM. Jika
Infrasruktur bagus tapi pendidikan anak muda tidak diperhatikan dengan baik
maka akan timpang. Ambil dari kacamata
agama, mengawali pagi dengan bangun lebih awal, sholat, tilawah
6.
Reformasi kelembagaan dan pemerintahan.
Pendidikan berkarakter
: emosional question
Berorganisasi : belajar
bertanggungjawab, kerja tim,
Spiritual question :
kecerdasan spiritual. Cerdas intelektual saja tetapi tidak peka terhadap
realitas social maka akan timpang, paling bagus adalah disinergiskan antara
keduanya.
Peluang dan tantangan
dari MEA. Mencintai produk Indonesia.
Ada kecenderungan
bangga ketika memakai produk asing. Jangan sampai lupa dengan kearifan local. Bagaimana pengembangan diri didekati dengan
pendekatan agama. Agama dengan pembiasaan diri akan berimbas pada perilaku
positif.
Sesi Diskusi :
1.
Bapak Ahmad Saufi (SMP Muhammadiyah
terpadu)
Apakah
Indonesia sudah mampu menghadapi MEA ini?. Kalau saya melihat ini adalah sebuah bentuk kekhawatiran. Di
provinsi Bengkulu ada 8 sektor prioritas. Regulasinya benar, tapi susah untuk
maju jika hanya bertahan. Bagaimana unsure pemda, legislatif berpartisipasi berperang, memberi yang
kontribusi ?.
2.
Diska KPI FAI UMB
Salah
satu cara menghadapi MEA adalah bertahan, sedang hasil pertanian yang bisa
dijual harganya sangat murah. Masyarakat
kecil hanya tahu tanam –panen, mereka tidak bisa mengelola. Dan masyarakat
kecil tidak banyak tahu soal MEA? Bagaimana solusinya?
3.
Nila PDNA Kota Bengkulu
Bertahan
ditujukan kepada para wanita sebagai ibu rumah tangga. Produk local lebih mahal
, jadi lebih memilih produk luar. NA memiliki perekonomian di masing-masing
organisasi, seperti bersaing tidak ada kerjasama. Missal NA punya produk,
mungkin orang mau beli tapi kualitasnya yang terkadang kurang. Bagaimana itu
pak buk?
Jawaban :
Bambang Himawan :
Pak
Saufi, sebuah masyarakat hanya ada dua alternative. Memberikan pengetahuan atau
di beri cemeti . Rata-rata masyarakat kita lebih banyak menunggu, kurang
kreatifitas. Saya titipkan pesan kepada
ibu-ibu, mengubah pola konsumsi ini ada pada ibu-ibu sebagai nahkoda. Harus mulai merubah pola yang tidak tertata,
di awali oleh ibu2 didapur.
Mbak diska, bedakan
antara pola konsumsi dengan daya beli masyarakat miskin.
Strategi :soal
kualitas, jika bersaing dengan produk
luar kita kalah atau menang? Jika jawabnya adalah Kalah. Apa yang harus kita
lakukan jika tidak bertahan. Setidaknya untuk sementara waktu. Dan kita sepakat untuk mencintai produk local.
Bu Eni Khairani :
Pak
Saufi, pemerintah sudah banyak membuat regulasi. Sudah diantisipasi disemua
departemen dan diikuti oleh pemerintah dibawahnya. Di bidang pendidikan sudah
jauh-jauh hari di antisipasi, bidang ekonomi dan bidang-bidang yang lainya.
Dalam menghadapi MEA seperti ini skill sangat dibutuhkan. Pemerintah memacu
dari berbagai macam kebijakan untuk meningkatkan kualitas SDM. Persoalanya
sekarang efektifkah?. Jika melibatkan kelompok masyarakat lebih banyak,
pemerintah terbantu. Pelibatan partisipasi masyarakat sangat diharapkan. Kita
harus mengawali dari keluarga kita, dari komponen yang terkecil terlebih dahulu
kemudian ke masyarakat yang lebih luas.
Nila,
UKM kita. Barang-barang yang dibuat di Bengkulu harganya lebih mahal, kualitas
rendah sehingga banyak orang memilih produk dari luar. Tapi sekali lagi
kesadaran yang harus ditanamkan, contohnya batik yang punya nilai filosifi.
Menghargai hasil karya harus dihormati. Jika di DPD saat sidang paripurna semua wajib
menggunakan batik.
Tentang
organisasi NA, jika menunggu pembinaan dari atas organisasi tidak akan jalan. Jadi
kader-kader NA ini harus punya kreatifitas. Kemudian harus berani memasang brand.
Kekalahan
kita, biasanya NA mencoba membuat bermacam-macam produk tetapi tidak berani
membuat brand. Kreatifitas dan kerjasama yang dibutuhkan. Ketua organisasi
bertanggungjawab untuk menggerakan anggotanya dan masyarakat sekitarnya.
Ex : teh untuk memiliki
nilai jual tinggi, dia memiliki restoran refresentatif untuk pengunjung. Dari
orang yang datang promosi gratis.
Pak usman Yasin :
Kalau
saat ini ibu-ibu dirumah memakai bumbu-bumbu yang instan.
Meski sedikit ribet, mulailah rajin dengan meracik sendiri bumbu-bumbu
tersebut- dari hal-hal yang kecil seperti itulah bentuk pertahanan dimulai
(pola konsumsi).
Bertahan
dari ketergantungan pola konsumsi, terbiasa dari menanam dan menjual. Mari
merubah cara berfikir dengan memproduksi tidak hanya mengkonsumsi.
Kesimpulan :
Bagaimana
Mea itu sendiri diawali dengan kesiapan diri kita, apakah diri kita telah siap
dan memantaskan diri. Karena kita adalah actor dari MEA. Strategi bertahan atau
menyerang keduanya bisa disinergiskan.
Bengkulu,
08 April 2016
Notulen
Ipeh El-Fishy
Dokumentasi
Para Narasumber FGD |
Pemaparan salah satu pemateri Ibunda Dra. Hj. Eni Khairani, M.Si (DPD RI) |
Photo bersama Narasumber dan panitia |
Heran sekali baru kegiatan ini saja kamera kami tertinggal so hanya mengandalkan hape saja yang hasilnya juga terima saja.
to be continue