Catatan
09 Januari 2016
Hari
ini 8 tahun merajuk kebersamaan dengan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Organisasi yang berafiliasi islam dengan grassrot pelajar. Aku sangat bersyukur
sekali bisa lahir dan tumbuh di IPM, kesempatan yang sama berlaku untuk semua
namun mental dan istiqomah tetap berbeda.
Hari
ini. Delapan tahun aku berkhitmah di IPM dengan usiaku yang sudah lumayan tua,
jika menurut anggaran dasar rumah tangga IPM sudah tidak bias lagi. Hari ini
aku merasa frustasi, harus pergi dari
organisasi yang telah membesarkanku. Memberikanku begitu banyak suka cita kenangan
dan kepahitan hidup sekalipun.
IPM
telah mengajariku bagaimana mencover malu, bagaimana sebagai pemuda harus
mandiri berdikari dan berani. Mengajari bagaiama mengurus administrasi dengan
baik, mengajari tentang kebersamaan dan kesederhanaan.
Catatan
10 januari 2016
Hari
ini boleh jadi hanya aku yang boleh disalahkan, padahal kemarin kau sama sekali
tak peduli.
Buliran
bening tak bias kuhentikan sepanjang jalan dari gedung dakwah Muhammadiyah
hingga ke pondok. Betapa ini akhir yang sangat menyakitkan, aku bertahan di
organisasi ini demi Engkau Ya Allah, aku hanya ingin amanah dengan
menyelesaikan roda pengurusan ini. Akhir dari periode 2012 maka aku menjadi
satu-satu-nya konseptor dan inisiator penggerak roda organisasi dbantu oleh
temen ipmawati,iin. Kendalaku bukan mudah, karena aku bukan puncak
pimpinan. Namun kesalahan-kesalahan yang
lahir selalu aku yang dipersalahkan. Kevakuman ketua umum diarrahkan isu karena
aku. Padahal alangkah bijaknya jika kita mau belajar dari pengalaman, sang
ketum periode lalu sudah menjabat sebagai ketum tak sanggup dan mundur,
kemudian mencalon lagi dan hasilnya lebih parah lagi.
Hari
ini, aku melepaskan tonggak kepengurusan dengan temen-temen periode yang baru. Ada
kesalahan yang kami buat bersama dan diketahui secara bersama-sama namun tetap
kesalahn hanya boleh ditujukan dengan aku. Semua seolah-olah menyalahkanku,
kesalahan yang tidak sengaja dibuat sendirian, dan hanya aku yg boleh menelan
pil pahit. Ini akhir aku di organisasi ini, sangat menyakitkan guys. Aku
mengorbankan separuh hidupku untuk ini namun hasilnya seperti ini.
Sungguh
Allah aku tidak pernah menyesal dengan apa yang kau gariskan untuku, banyak
hikmah yang harus diambil. Semua mengajarkanku tentang kekuatan sabar. Kuatkan
kesabaranku ya Allah.
Aku
benar-benar frustasi, aku mengimpikan akhir yang membahagiakan namun keinginan
tidak selalu berbanding lurus dengan kenyataan.
Aku
baru tahu bahwa aku adalah orang yang paling berpengaruh diikatan ini, meski
sakit meski perih aku harus kuat.
Aku
mencoba menguatkan diri berkali-kali tapi tetap saja itu menjadi sebuah
ingatan. Sakit yang tak tertanggungkan.
Aku
sangat sakit sekali guys, tulisan diatas aku tulis sepulang dr pwm sekitar
pukul 6 sore, tulisan baris ini ku tulis jam 9 malam, dan airmataku Tuhan tak bisa
dikendalikan. Sungguh aku sangat mencintai ikatanku, organisasiku yang aku
berkhidmad padanya bertahun2. Manis getir sudah dikurasakan. Lebih sakit ketika
seperti ini ada temen yang sok care dan lebih sakit lagi yang menjust kita yang
tidak2. Sungguh teganya. Apa yang aku lakukan selama ini tak dianggap apa-apa,
hanya kesulitan yang mereka ingat tentang aku.