Kader itu tidak Penting...!


Example

yess... akhirnya punya Tuyul juga..ups bukan tuyul yang suka ngipri. Tuyul ini judul buku sahabatku, isinya kumcer...nah apa tuh? kumpulan cerpen gitu. dan spesialnya di anter langsung sama penulisnya ke pondoku. ya Iyalah kan penulisnya sahabatan ma kita. Karena buku baru jadi belum sempat aku baca. Wah tambah banyak aja daftar bacaan yang belum sempat aku baca karena keasyikan nonton heheeee.

Akhir-akhir ini aku memang lagi senang beli buku, daripada beli baju? gak juga, jika di tanya mending beli buku apa baju ya aku pasti jawab suka keduanya, perempuan gitu loh.
and apalagi buku itu adalah hasil karya sahabatku.
hehee maksudku jika ada sahabatku yang menulis buku dan udah diterbitkan maka aku akan jadi orang pertama yang mau beli bukunya, #menyenangkan hati kawan.

Baik bukan itu yang mau  inti corat-coret pagi ku ini, tadi dengan istri penulisnya kami sempat ngobrol ringan tapi sangat mendalam maknanya. Ini bukan soal menghibah kader Muhammadiyah tapi pasti akan bilang begini " tapi itulah kenyataanya".

Angkatan Muda Muhammadiyah ingin diistimewakan dalam hal apapun, dia menganggap dirinya adalah pelopor dan pelangsung amal usaha Muhammadiyah nantinya. Terkadang memang tidak jarang sebagian mereka yang terlalu idealis tidak juga bisa bertahan hingga benar-benar terjun ke dunia kerja. Ya karena dunia mahasiswa kan beda sama dunia kerja. Idealisme itu tidak bisa dibawa ke dunia kerja yang sesungguhnya, apa pasal?
Dunia kerja menuntut profesioalisme dan realistis.

Kebanyakan mereka mengembik meminta kerja, tetapi setelah itu kerjapun hanya sambilan, hanya sekedarnya, tidak sepenuh hati, tidak profesional.
terlebih lagi bersanding dengan materialisme yang merongrong ke aliran darahnya. Padahal sebelum itu sloganya adalah kerja ikhlas kerja cerdas kerja tuntas.

Bahkan mereka banyak mengkritisi non kader yang dipekerjakan di amal usaha muhammadiyah. sikap iri dan aroganpun timbul. mengkritisi tanpa memberikan solusi, tidak mampu berkaca pada kemampuan diri. Padahal non kader itu lebih berkualitas dan lebih bertanggung jawab. Maka jangan salah jika kepercayaan orang terhadap yang bernama kader akan memudar dengan sendirinya akibat dari ulahnya sendiri.

Salah satu ayahanda kami nyelenting bahwa AMM terlalu manja, merasa bekerja di rumah sendiri dengan orangtua sendiri maka bekerjapun semau diri. Jika memintapun memaksakan diri, tidak bisa mandiri. Berbagai bentuk kekecewaan telah muncul tapi masih juga terpakai kader-kader yang tidak profesional itu. Maka kemunduran dan mendekati kehancuran adalah seperti sudah didepan mata, anenhnya ya itu masih tetap dipertahankan.

Intinya: kader atau tidak itu tidak penting tapi yang terpenting adalah mereka memiliki loyalitas terhadap persyarikan muhammadiyah dan mau bersama-sama memajukan amal usaha muhammadiyah. 
LihatTutupKomentar