Catatan-Catatan Tentang Prasasti



Catatan 09 Agustus 2014

Seandainya tercatat ia miliku seandainya tercatat dia untuku,
Dekatkanlah daku bermesrah padu
Bahagia sentiasa setiap waktu

Sesuatu yang sulit sekali dijelaskan dengan kata-kata, ya mungkin benar itulah cinta.
Aku benar-benar tidak tau, sedih, galau, bahagia, rindu, penasaran entah menjadi satu padu.
Malam tadi pertama kali dia memanggilku dengan Sayang, nyaris saja akan berantem dengan panggilan itu. Meski aku tau bumbu-bumbu perhatian itu ada juga di kata sayang, tapi aku tidak suka dengan caranya. Tak ingatkah jika syariat tetap membataskan.

Baiklah begini ceritanya pemirsa, dari sejak aku mengenalnya, dia banyak sekali memberikan janji-janji dan harapan hidup masa depan bersama. Kehadiranya menyubur harapan yang tak terkira tak terkata.
Dia selalu memberikan harapan yang berbeda-beda setiap kali kesempatan yang berbeda. Aku merasa semua harapanya itu bagus tapi alangkah bagusnya jika dikerjakan satu persatu.
Ini tentang penghidupanya, tapi aku sudah terlalu jauh dilibatkankanya, bukan aku tidak ingin terlibat tapi aku yang katanya sebagai calon istrinya harus mengambil peranan, masukan, saran kritik yang sangat menjadi penting itu menurutnya.

Menurutku berbeda lagi, statusnya hanya sebagai calon, hellow calon itu belum tentu jadi kan? Aku bukan mau pesimis tapi namanya juga calon pasti ada batasannya. Intinya aku tidak ingin terlibat terlalu jauh dengan urusan duniawinya.
Dan juga jika aku perhatikan dia terlalu sholeh, maksudku disisi lain ketaatan pada orangtua sangat dianjurkan dalam agama, tapi sebaiknya kita sudah bisa belajar mandiri dari dini. Karena jika sudah berumah tangga nantinya jika terlalu banyak aturan dan campur tangan  orangtua maka rumah tangga sulit untuk harmonis.

Dari semenjak dia memilih resign dari MNC, banyak sekali tawaran kerja tapi dia selalu bingung dan sulit untuk memutuskan, entah apa masalahnya. Dan disini aku dilibatkan dalam proses berfikirnya.
Aku sudah memberikan keringanan dengan mencabut semua kesepakatan yang isinya untuk memutuskan komunikasi sementara waktu hingga saatnya tiba. Hal itu dinilai sangat memberatkan akhirnya aku mentolelir dengan alasan komunikasi memang sangat penting apalagi untuk membina hubungan yang akan di sah kan oleh agama dan dicatat negara.
Namun, dengan waktu selama ini?...tidak, itu tak jadi soal, aku memang sengaja memancing kesiapanya untuk masa depan. Ternyata dia siap dan aku yang tidak pernah siap. Entah apa yang aku takutkan.
#Pada dasarnya aku mendukung jika itu pilihan yang terbaiknya.
#Aku calon istrinya dan dia calon imamku.
#hellowww….baru calon browww…!


Catatan 11 AGUSTUS 2014
Tega sekali dia mencuri hati ini tanpa ampun. Perasaanku tak karuan, imanku lemah. Dulu aku sangat cuek sekali padanya, hatiku beku tak ingin menerima cinta dari siapapun. Beriring berjalanya waktu hatiku cair. Aku menerimanya dengan tanpa syarat apapun. Dia sudah menjadi pemenang nya, jadi sekarang apalagi?
Kata-kata cinta terucap indah mengalir berzikir di kidung doaku, sakit yang ku rasa biar jadi penawar dosaku.

Begitulah setiap kali emosiku meluap-luap, dia selalu hadir menyejukan jiwa dengan kesabaran dan ketenanganya.
Seperti pagi ini, aku hanya sedikit kecewa pesan singkatku tidak direspon. Aku terlalu cepat verfikir dan memvonis. Ternyata di tempatnya sekarang susah jaringan, makanya komunikasi tak bisa lancar.
Kemaren tanggal 10 agustus 2014 tengah siang bolong, tiba-tiba dia sms ingin bertemu. Karena mendadak ya aku kaget, takut, malu tak siap jadi satu, maka dengan halus aku menolaknya. Pagi ini dia jelaskan mengapa dengan waktu yang singkatnya ingin bertemu. Dia ingin memberikan dan menitipkan sesuatu dijari manisku katanya.
Aku tak bisa berfikir apa-apa, entah serius entah tidak entah ini mimpi entah bukan aku pasrahkan semua kepada Allah.

Dia sudah berkali-kali mengajak bertemu, tapi sepertinya aku yang sudah terlanjur malu. Malu karena sudah fiks memberikan separuh hatiku. Tanpa aku menduga bahwa kata-kata yang bercetak tebal telah melukai hatinya, dia mengira aku ragu mmberikan hatiku maka dari itu enggan bertemu denganya.

Dan hari ini ditulisan ini aku sepakat akan mengakhiri segala cintaku untuknya. Betapapun berat dan pedihnya tapi air mataku gak sampe lepas dari sarangnya, artinya hal ini masih bisa di kendalikan krena posisiku ada di pwm, dikantor malu dong kalo nangis Bombay.
Tuhan , terkadang sulit terkadang indah sesuatu yang Kau beri nama cinta itu. Tergantung persepsi dan perasaan tuannya.

The End Of The World??? no...!
LihatTutupKomentar