Catatan 25
april 2014
Masih
tentang dia
Duh duh, jalan pulang terbentang…aku akan pulang meninggalkan sekeping
hati disini, ditanah rantau. Aku menangisi diri hina ini.
Ini masih tentang aku dan dia,
setelah sekian lama aku menanggungkan betapa hebat derita hatiku, kini aku akan
mengatakan diam-diam aku berharap juga dia ada di masa depanku, meski doaku
setiap waktu adalah mohon di lunturkan rasaku.
Aku sudah dipermalukan oleh waktu
tak tanggung-tanggung, tapi mengapalah masih saja kau bertahan.
Aku ingin menjadi istrinya, ya
benar aku perempuan tapi mengapa harus malu meminta laki-laki sholeh untuk
menjadi imamku. Aku selalu beristigfar, mohon ampun ya Rabb jika semua
tindakanku salah dan sangat konyol.
Sebenarnya masi banyak urusan
penting disbanding dg sekedar urusan jatuh cinta.
Cintaku takan pernah hilang,
mungkin hanya kadarnya yang berkurang.
AKu gundah dengan segala derita
yang seharusnya bukan hanya miliku, tapi milik kami berdua. Apakah hal yang
sama dia rasakan. Sungguh aku ingin dia juga merasakan apa yang aku rasakan.
Tuhan tunjukanlah kuasaMu untuk yg tak terhingga ini.
Ya rabb tangguhkanlah jiwa atas
segala nestapa.
Catatan 26 april 2014
Aku dan Benciku
Song Metafora Puisi
Tuhan bolehkan aku merayu, aku
ingin tidur dipangkuanMu setiap waktu, menceritakan setiap sebak dada dan keluh
kesah yang masih tersisa.
Aku menangis, menangisi diri yang
bodoh dan lemah ini.
Lihatlah aku dari penampilan
fisiku harusnya seimbang dengan
wanita-wanita sholeha yang dirindukan syurga. Tapi lihat, lihatlah aku
sekaligus hatiku lebih dalam lagi. Hatiku sangat mudah luluh, simpati sampai
jatuh hati , dan mohon ampun rasa cinta yang dulu ada kini berubah menjadi
benci yang bertubi-tubi bertahta dihati.
Aku pernah cerita tentang jatuh
hati pada sahabat sendiri, iya benar itu dulu. Sekarang rasa sebesar itu
sekejab berubah menjadi benci yang tak terperi, aku bisa apa dengan semua ini?
Aku mengutuki diri, betapa keroposnya hati sanubari ini.
Duhai Tuhan benciku sebesar dunia
tak terkira, aku mengira bisa mencintainya selama-lamanya , tapi nyatanya itu
terlalu mengada-ada, aku tak mengapa.
Dia mempermalukan aku, aku tak
mengapa.
Aku memang lebih baik menjadi
sahabatnya.