Tapi, Adikmu itu Sungguh Terlalu!


Pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi (Antonim)

Pagi ini aku baru saja pasang status di facebook :
 "Memang Allah tidak pernah salah alamat untuk memberikan rezeki kepada kita, asal kita mau berusahan  sedikit saja untuk bersabar , maka akan di balasNya dengan sejuta kebaikan . Trimakasih Ya Allah, smga jalan di depanku juga lurus, mulus tanpa celah." Benar itu adalah doa, berharap semoga banyak juga yang mengamiin kan
Add caption

.

Pagi subuh tadi selesai tilawah bersama anak-anak, aku buka periksa HP siapa sangka ada pesan, benar, ada pesan singkat dan juga  PM BBM. Nanti akan ku ceritakan 2 kisah menjadi kepingan yang sangat berbeda.
Dari pesan singkat (SMS), aku sudah memastikan bahwa hubungan silaturahim jangan sampai putus bagaimanapun caranya, di kurangi bolehlah.Apapun isi pesan itu, manis, pahit, asem, gado-gado ku katakan baik , karena itu penghubung ukhuwah di antara kami .

Begini, dari pagi tadi aku hampir selalu mengangkat telpon, berdenging-denging telingaku, tapi aku lebih alergi dengan nomor yang masih muda alias  baru. Alhasil beberapa panggilan telpon ku abaikan saja.
Dan dari telpon  yang ku abaikan itu mengirim pesan singkat, aku terkejut, tumben-tumben, selama ini memang pernah komunikasi tapi hanya via chatting di Fb tidak lebih. Berbeda dengan Ibunya yang selalu dan sering berkirim pesan dan memberitahukan kabar keluarga mereka yang nun jauh di sana.

jarak kami itu secara geografis sangatlah jauh, berkelang pulau dan pulau. ahh omong kosong , apalah arti sebuah jarak di saat ini, itu lebih pada persoalan transportasi, psikologi dan komunikasi. Right?

Ibunya yang intens komunikasi, adiknya yang berusia 11 th dan tentu saja anak lelakinya Mr.A yang selalu intens komunikasi padaku, apapun rintanganya. Sedikit nostalgia, kadang ke pergok juga denganku, untuk sms orang dia bilang gak ada pulsa, tpi sms dengan ku tidak jadi soal itu. ahh untuk apa mengingat itu. Tapi memang begini ceritanya:

Beberapa bulan lalu mungkin sekitar juni 2012 hingga akhir desember 2012, maaf jika aku salah behitung, bukan karena matematikaku jelek tapi untuk apa hal-hal seperti itu di ingat dengan melekat. Aku , bolehlah dikatakan dekat dengan seseorang nun jauh itu, di kelang pulau itu. Aku memang punya teman banyak dari sabang sampai marauke, d setiap provinsi ada temenku meski hanya satu. Tapi dengan si Dia Ijal aku menamakanya, tentu berbeda.

Aku tak ingin mengulangi bercerita kisah yang sama. Untuk melengkapi membaca kisah ini, terlebih dahulu baca beberapa judul disini : http://buyonglotus.blogspot.com/2013/01/jangan-menghakimi-seseorang-itu.html , http://buyonglotus.blogspot.com/2013/01/sabar-dan-ikhlas-betapapun-itu.html..

Pikiranku mengembara dengan kejadian beberapa bulan terakhir yang sebenarnya hatiku sudah berdamai denganya. Biar begini saja, biar ku cerna sendiri apa mksudnya meski nanti akan terperosok dengan kesesatan karena ambigu dan praduga bisa juga menimbulkan su'udzon.

Ah aku tak ingin mengulang masa-masa sesat iitu, kata ustad F yang kemarin jangan di ungkit, besok masih rahasia langit, hari ini just do it..! nah bereskan.
Persoalan tidak semudah itu, benar saja , mudah saja bagiku memaafkan siapa saja yang menanam benalu di hatiku. Tapi ternyata sukar untuk melupakan.
Yang jadi soal sekarang, Mbak E ( panggil saja itu) karna inisial namanya memang itu, Sms meminta tolong padaku, aku yang jauh disini? seperti Dewi Kwan Im jika aku bisa membantunya secara tiba-tiba. Aku memang selalu bergetar jika ada orang yang meminta bantuan tanpa to the point. Juga apalah hebatku untuk di mintai pertolongan, tapi beranikan juga untuk membalasa pesan itu dengan nada santun dan bijak tanpa mengecewakan menurutku, orang lain boleh mencari kata lain.

" Oh Mbak E, apa kabar mbak? semoga selalu sehat, alhamdulillah, kalo Mi bisa Insyaallah Mi bantu,"
Akhirnya Mbak E mengutarakan kesulitanya, sedang mengandung, sedang sakit, mau berobat, tbungan sedang limit alias kosong, paham juga sya dengan kalimat itu. mbak E bermaksud gimana bahasanya ya, meminjam , karena benar-benar tidak tau lagi mau pinjam dengan siapa, kemana. 

Aku terenyuh mendengar itu, apa juga yang ada di pikiranya , apa harapanya dengan diriku yang masih harus mencari penghidupan sendiri , 2 th yang lalu aku memulai hidup tanpa bergantung pada orang tua, sedikit demi sedikit aku bisa, bahkan 2 adikupun aku yang tanggung, bukan mau riya, sombong, tapi untuk sekarang ini, aku, dia hanya kenal lewat dunia maya seperti ini, aku tergugu, bagaimana ini, aku harus cepat menjawab pesan itu, bagaimana aku akan memberi pertolongan , siapalah aku?

Duhai tuhan kenapa aku jadi bingung seperti ini: ku jelaskan pada Mbak E dengan sebenarnya keadaanku, aku yang harus membiayai kuliah sendiri, menanggung 2 adiku, kuliah dan tugas akhirku yang menyita banyak pengeluaran, bisnis kecil-kecilanku yang lebih besar pasak dari pada tiang, sungguh aku masih mencari penghidupanku dengan kesulitanku sendiri.

Bagian ini tak ku ceritakan padannya: (Tadi pagi aku baru saja mendapat rezeki, untuk cari sensasi maka ku tuliskan di FB, tapi itu untuk peganganku jika sewaktu-waktu ada yang harus di keluarkan di luar dugaan. Jumlah nya lebih sedikit saja dari yang mau di pinjam.)

Sekilas terngiang juga face Mr.A, aku bisa saja mengusahakan membantunya, membantu Mbak E, tapi mungkin setan lebih berkuasa atas hatiku, aku berfikir, bukan tidak percaya aku dengan Mbak E, bahkan sebelum Mbak nya aku sudah terlalu percaya dengan Adiknya, sungguh. tapi   peduli apa mereka dengan hatiku, pernah tau soal pura-pura tidak ada apa-apaku selama ini, pura-pura tegarku selama ini, senyum manisku , lewat status-status FB ku itu. tau apa mereka, pernah tidak tau soal itu, pernah tidak bagaimana merasakan di goreskan pedang ke jantung sekaligus.

Aku tiba-tiba muak dengan adiknya yang mungkin sedang tertawa tanpa perasaan sesal sedikitpun, sedang tumpang kaki bersantai tanpa merasa bersalah dengan pongahnya dan apa yang ia hunjamkan kepadaku. JIka ingat adiknya demi langit yang menaungiku, aku enggan untuk berbagi apalagi untuk bersilaturahim dengan keluarga mereka.


Maaf Mbak E untuk saat ini bukan tidak mau membantu, tapi adikmu itu sungguh terlalu!

Ternyata aku belum lulus dengan ujian keikhlasan ,
Ya , setelah  ku tutup tulisan ini , aku akan membujuk hatiku untuk ikhlas meringankan beban orang yang sangkutan darahnya pernah menzolimi diri ini. 31 Januari 2013

LihatTutupKomentar