SEKEPING HATI



Berkabut mataku jika harus mengingatnya,
Basah hatiku jika harus mengenangnya...
Andai ia kaca,
Maka ia adalah kepingan...
Nafsu amarahku berkata,"AKU TAK KAN MEMAAFKANNYA...!"
Namun nuraniku berbisik penuh sahaja,"Maafkanlah, agar kau ikhlas melupakannya. Jangan menjadi tuhan2 kecil... Bukankah Allah saja Memaafkan hamba2-Nya?"
Aku melemah...
Aku menyerah...
Untuk Ukhuwah Islamiyah aku mengalah,
Pada Allah aku berpasrah...

Seringkali ku tertawa getir,
Mengingat betapa jahil (bodoh)nya aku,
Mengenang betapa naifnya aku... Sekaligus mengutuk zina hatiku...
ASTAGHFIRULLAH!

Mahabbah macam apa ini?
Khalwat terselubung dalam maya, yang hanya memuaskan hasrat d'hati saja?
Ah,
Aku tak mau tertipu lagi!
Aku muak d'bohongi!
Perasaan tinggallah perasaan,
Dia serpihan yang takkan bisa utuh lagi...

Duhai...
Hatiku butuh kompensasi, berupa taubatan nasuha
Buah penyesalan
Dari sebuah perbuatan yang ku namakan pengkhianatan,
Sekedar tempat menambal retakan,
Atau...
Tempat bersandar dari ketidak berdayaan perasaan...


Duhai Rabbi...
Sekuat2nya ku berdiri,
Aku hanyalah insan dhaif yang setiap saat dapat tersungkur jatuh,
Namun sekalipun ku jatuh...
Ku tak ingin terlampau dalam dan jauh,
Karena tanpa CINTAMU aku tak utuh...
Bukan aku...
Tapi ruhku...
Bukan aku...
Tapi jasadku..




ALLAH AKU RIDHO DENGAN SEGALA KETENTUAN MU..
LihatTutupKomentar