Buku favorite |
Lebih baik jualan kue daripada jualan buku. Di Bengkulu
jualan makanan akan lebih laris manis daripada jualan buku, tanya mengapa?
Mungkin banyak faktor yang mempengaruhi. Ini murni pendapat
saya tanpa disertai penelitian yang mendalam, hanya observasi saja.
Bengkulu , yang mengklaim-kan diri sebagai kota pelajar
harusnya masyarakatnya harus sudah bersahabat dekat dengan buku. Sebenarnya
bukan hanya karena klaim tersebut. Buku sudah harus menjadi sahabat manusia
sejak ia tahu yang namanya sekolah. Kotaku yang nyaris ditinggalkan ilmu pada
zaman yang sudah berubah tetap saja sedikit yang mau belajar.
Ketika aku pernah merasakan betapa berat langkah kaki,
tangan dan hati dalam menjajaki dunia usaha dan dunia kepenulisan. Aku semakin
sadar bahwa setiap usaha membutuhkan pengorbanan. Lalu pengorbanan apa yang
kurang ketika aku lebih memilih menulis novel untuk sebuah event daripada
menulis skripsi yang sudah jelas untuk masa depan yang gemilang katanya. Aku
kadang menjadi prihatin dan sedih sendiri, betapa berat sebuah tulisan harus
dituliskan daripada makan seloyang kue.
Dari sejak aku tertarik pada dunia tulis menulis, dari waktu
lagi senang nulis puisi, artikel, sajak, cerpen dan sampai menulis novel yang
tebal. Sampai akhirnya aku bismillah untuk menerbitkan novelku untuk bisa
dibaca oleh semua yang berkenan membaca.
Melihat kebelakang, di Bengkulu setiap penulis dihargai.
Bukunya semahal apapun pasti dibeli. Maka aku pasang semangat untuk
menginspirasi. Dan cetak buku dalam skala kecil dan buku dengan genre trhiller
tersebut sangat sedikit peminatnya dengan alasan buku tersebut sangat tebal dan
mahal.
Apakah aku depresi, sedih, galau?. Jangan ditanya, harapan
seorang penulis hanya satu, bukunya laris manis.
Aku tutup cerita, pasrah dengan yang diatas. Ku buka
lembaran baru, yaitu jual cake online. Berbekal ilmu kursus, akhirnya aku yakin
bahwa usaha ini akan lancar dan menjanjikan. Allah sayang padaku dan mungkin
ini juga rezeki anak kami yang waktu itu baru berusia 2 bulan.
Cake jualan kami sangat diminati dipasaran. Disamping
harganya yang murah juga rasanya yang lezat membuat cake kami begitu menjadi
idola. Maka dari itu mimpi menjadi seorang penulispun kukubur dalam-dalam dan
fokus usaha cake online. Aku memiliki harapan besar melalui cake ini. Harapan
yang ku kubur dalam-dalam semoga suatu saat nanti akan menjadi nyata.
Nyatanya, semua itu hanya mimpi, ya kuharap hanya mimpi.
Besok aku akan bersiap untuk kembali siuaman dengan tujuan awal dan mengingat
kembali betapa semangat aku menulis.
Hanya butuh kerjasama dengan suami dan adik yang menekuni
usaha cake kami. Semoga semuanya indah pada waktunya.
Cake by Al Cake |