Bengkulu, 07 Juni 2016
Tak akan lupakanmu tapi ku harap bisa
mengikhlaskan cinta, karena ku yakin rencanaNya lebih indah, jika berjodoh kita
kan disatukanNya.
Aku mencintaimu tapi lebih
mengharapkanNya aku merindukanMu dalam doa. Karena ku yakin pilihanNya yang
terbaik, Allah kan pilihkan jodoh yang lebih baik.
Dalam hampa kurasa hadirmu sesak dada
ku menghilang.
Foto 19 maret 2016 M |
All is well. Harusnya lebih bisa
menguasai emosi disaat labil seperti ini. Dan aku akan mendoktrin diriku untuk
selalu kokoh dan tegar. Aku selalu bisa because Allah. Aku sebenarnya tidak
begitu paham dengan bentuk ikhtiar seorang perempuan. Bisa jadi orang lain
mendefinisikan terlalu agresif atau aku harus memilih pasif. Meminta dinikahi
orang yang kita cintai memang bukan mustahil dizaman seperti sekarang ini hanya
jika kita sudah roboh benteng pertahanan malunya.
Hari ini seperti juga hari kemarin.
Malam tadi, baru malam tadi sejak seminggu yang lalu aku bisa nyenyak dalam
buaian malam. Seminggu yang lalu aku melaksanakan ritual keagamaan yang aku
sendiri tidak tahu meski harus bagaimana. Sholat istikharah baru kali ini aku
melaksanakanya. Karena bimbang dan juga keinginan yang membludak, biasa kawan
soal jodoh. Memang bagi para jomblowati seperti kami ini sudah disandera galau
bertahun-tahun yang lalu. Tapi cepat bisa menguasai diri, siapa yang tidak
mengenal ipeh dalam dunia maya. Aku memang bukan artis bukan juga penulis just
perempuan bisa penghuni dunia maya yang sedikit narsis.
Hari ini mewakili kegalauanku soal
hidup dan mimpi serta harapan masa depan. Jika disimpulkan memang aku sangat
minder dengan apa yang ada pada diri sendiri. Soal keluarga dan fisik bisa
membuat orang ilfil padaku. Bukan pada sifat. Aku sering aneh dengan dunia yang
sakit tak terperi membuat batasan tentang definisi cantik. Ya karena aku bukan
perempuan cantik yang membuat iri pada
bidadari maka dari itu aku harus menulis seperti ini yah karena juga sedikit
terdiskriminasi dengan hidup yang serba tanggung ini.
Fisiku tidak karuan, kurus kering,
orang akan mempertimbangkan dengan baik jika memilihku terlebih lagi keluargaku
yang melarat. Aku sebagai anak tertua belum bisa memberikan subsidi kepada
keluarga. Para arjuna dalam cerita mahabarata ku yang akan serius
mengkhitbahkupun mengurungkan niatnya dan mengakhiri nya secara sepihak begitu
mengetahui keadaan keluargaku. Aku jelas-jelas menerimanya, mau bagaimana lagi
sudah suratan takdir meski sakit tak terperi.
Orangtuaku memang masih lengkap,
Alhamdulillah tapi hidupnya jauh menderita diluar seperti yang aku bayangkan.
Benar-benar diluar dugaan wajah yang selalu tersenyum itu menyimpan sejuta
penderitaan demi anak-anaknya agar tak mewarisi apa yang menjadi miliknya
sekarang ini. Apa yang bisa dimilikinya? Tidak ada! Hanya derita yang tak
berhujung.
Alamat mereka? Jangan tanyakan soal
alamat, gubukpun tak punya. Mereka adalah korban dari persaudaraan terlarang
yang menjadi hakim bagi keluarganya. Mereka memilih mengalah daripada harus
menyakiti keluarga sendiri. Sungguh aku pilu mendengar derita ibuku tapi harus
bagaimana aku.
Kenyataan pahit itu hanya boleh
kutelan sendiri tanpa ada orang yang mengetahui, aku tak ingin dikasihani. Biar
aku sendiri yang menelan pil pahit ini. Yang bisa dilakukan sekarang ini adalah
mendoakannya disetiap sujud panjang dimalam yang lenggang, tidak!.
Sepertinya aku akan menjadi anak
durhaka yang jarang mendoakan orangtua karena egoku lebih mendominasi ,
disetiap tahajudku doanya sudah direvisi soal jodoh. Memang bodoh sekali, doaku
soal jodoh yang tiada berpenghujung. Soal orangtua hanya didoakan disetiap
sholat lima waktu.
Aku sudah menerima dengan ikhlas ya Allah, doaku sudah direvisi habis-habisan. Aku menerima ketentuanMu ya Allah meski saat ini hatiku sedang buncah oleh perasaan senang yang susah didefinisikan.
Orang lain mungkin bisa suka-suka
datang dan pergi tanpa permisi, Tapi yang jelas orang yang tidak boleh pergi
dari hidupku hanya ibu.