Ketika Aku Malas

@unib

Sebenarnya malas bukan lagi temanku, dia hanya boleh singgah sebentar saja dan raiblah untuk selama-lamanya. Tetapi, malas tetap menjadi sahabat baiku. Hanya saja kadarnya  yang harus disesuaikan. Meski aku cepat bisa menguasai diri ketika malas, aku harus ingat bahwa kelak anak-anakku berhak lahir dari rahim ibu yang cerdas. Bagaimana mau cerdas/pintar kalau belajar saja malas.

Entah belakangan ini malas banget menjalani hari ex:
1. Sebagai sekretaris tim pemberangkatan muktamar Nasyiah, tugas keduaku tidak selesai untuk mem fiks kan proposal susulan dan meng-emailkan hasil rapat ke daerah-daerah. Aku sadar tetapi aku malas sekali untuk mengecek lagi hasil tulisan yang ampuradulku itu. Hingga amanah proposal aku dan marya tertunda juga. Iss itu bukan tipeku banget.

2. Menggarap Majalah kampus.
   Majalah Mentari yang aku inisiatori untuk terbit pada tanggal 02 mei 2016 tepat saat hardiknas gagal. Dari situ aku mulai malas. Gagal itu bukan tanpa alasan, ada beberapa faktor memang, yang menyedihkan faktor itu datang dari internal. Dan itu sudah cukup menyakitkan hatiku. Anehnya aku kurang bisa move on dari zone kecewa itu.

3. Dipondok meski baru saja selesai dan sukses menyelenggarakan acara anak-anak kami di MAM AL-Mubaarak. Masih juga banyak mata yang kurang sepaham dengan apa yang kami lakukan. Just ingin menebar kebaikan untuk siapapun dimanapun. Ketersinggungan yang mendalam dan sudah pada puncaknya. 

4. Ditempat Kerja
  Sama sekali tidak semangat, karena memang tidak ada hal serius yang bisa kukerjakan. Bapak-bapak para pimpinan yang terhormat entah dimanapula mereka. Hanya datang seminggu sekali dan itupun tidak ada progress ataupun hal yang bisa dikerjakan.

5. Soal Olahraga
  Ketika kami berencana untuk mendaki puncak dempo. Aku berinisiatif untuk rajin berolahraga. Itu beberapa tahun yang lalu. sekarang olah badan sangat membuatku malas. Dari senam, skiping ataupun joging. Eh malah belakangan ini kami baru saja melakukan Rihlah Dakwah Pendakian ke air terjun Datar Lebar yang jalanya mendaki dan terjal serta licin. Besoknya agenda anak-anak di pondok, Sambung menyambung tak berkesudahan.

6. Googling.
  Anehnya dari sekian kemalasan tidak terjadi pada aktifitas searching ku dan keaktifanku di dunia maya. Setiap hari harus online pokoknya.Aneh memang, apakah eksistensi seseorang diukur dari aktifnya aktifitas dia di dunia maya atau nyata?. Banyak pendapat soal ini.

Guys tidak ada untungnya kita malas. Belakangan ini aku nampak malas karena waktu luang hanya digunakan untuk tidur-tiduran sambil menekuni buku-buku yang belum selesai dibaca. Jadi ketika aku malas beraktifitas aku akan melahap buku-buku koleksiku yang belum kebagian untuk dibaca. Begitulah aktifitas malasku yang insyaallah bermanfaat.
Jika aku sedang tidak malas, aku betah berjam-jam atau bahkan seharian didepan laptop untuk menulis apapun itu. Biasanya menulis khayalan tingkat tinggi. Bukan soal mimpi-mimpi masa depan tetapi fiksi yang selama ini tak pernah berani untuk di baca oleh orang lain. Just for me.

Maaf ya guys, dari sekian kemalasan tidak berpengaruh pada ibadahku. Insyaallah selalu istiqomah. Aamiin.

LihatTutupKomentar