Catatan tahun 2012 yang tanpa di edit sedikitpun.
“Kenapa kau ku
cintai lebih dari yang lainya nak, karena engkau menulis”
1. Pendidikan
adalah tangga gantung diri
Pada
umunya mana ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya menjadi generasi yang
cerdas. Berpendidikan dan derajatnya lebih tinggi serta kualitas hidup yang
baik. Namun dalam konteks hari ini itu seperti hanya mimpi belaka. Karena
pendidikan saat ini sangat mahal dan tidak bisa di jangkau oleh masyarakat yang
lemah secara ekonomi. Hal tersebut terjadi hamper diseluruh pelosok negeri ini.
2. Pendidikan
yang membebaskan
Pendidikan
sejatinya adalah untuk pembebasan, tapi kenyataan hari ini, pendidikan sebagai
tangga gantung diri, mencekik apalagi untuk orang melarat seperti kami.
Menurut
poulo friere praktisi dan pengamat pendidikan dari prancis mengatakan bahwa,
sejatinya pendidikan itu membebaskan bukan malah membelenggu.
3. System
pendidikan Indonesia yang caru marut
4. Kenakalan
remaja: out put dari system pendidikan ala kadarnya
Ø Kenakalan
remaja mulai dari merokok, tawuran,
narkoba seks bebas sudah menjadi fenomena yang lumrah dan dimaklumkan berbagai
pihak, bahkan orang tuapun sudah mafhum. Bagaimana bisa terjadi hal seperti ini.? Tentu
saja banyak factor dan mempengaruhi.
Ø Dan
jika dibiarkan maka moral bangsa akan semakin bobrok, ketika sudah bobrok ya
tunggu kehancuran bangsa ini lagi.
Ø Harusnya
kita semua sadar karena sudah berulang kali ditegur dengan bnyaknya bencana
yang melanda negeri yang katanya kita cintai ini.
5. UN: standar
kelulusan dan malapetaka
Ø Aku
terjatuh dalam jurang yang teramat dalam. Itu hanya mimpi. Buktinya kita kan
mendagi gunung dengan menancapkan bendera kebahagian di puncaknya. Terjatuh
atau bangun adalah pilihan, silahkan pilih yang mana enaknya.
Ø Dalam
undang-undang dasar 45 pasal 33 ayat 1 berbunyi bahwa pendidikan adalah hak
segala bangsa, persetan dengan semua itu. Pemerintah hanya bisa omong doang.
Ø Dengan
adanya Ujian Nasional maka perlu di kaji ulang oleh yang punya kebijakan di
negeri ini. Karena lebih banyak efek buruknya dari pada manfaatnya. Jika di
Indonesia angka kematian akibat bunuh diri belum bnayak karena memang penekanan
angka itu belum seberapa diketahui .
Ø Jangan
mengata-ngatain pemerintah, kita sebagai penonton memang merasa paling benar,
jika turun langsung ke lapangan apa jadinya kita?
Ø Aku
bukanlah penggiat atau praktisi pendidikan. Tapi aku termasuk salah satu korban
keberingasan pendidikan di negeri terkutuk ini.
Ø Miris
dengan kondisi pendidikan saat ini, bukanya menghasilkan manusia yang
berintelektual, berakhlak dan berbudi, malah menjadi koruptor-koruptor baru.
Ø Orang
miskin dimanapun tempatnya di muka bumi ini selalu menjadi kaum yang
termarjinalkan.
Ø Pendidikan
adalah hak warga Negara Indonesia tepat seperti dalam UU 45 pasal 33, aku tak pernah lupa itu , tapi
omong kosong dengan semua itu..! bagi kaum miskin,
melarat kaum terdiskriminasikan. Pendidikan adalah tangga gantung diri,
mencekik dan sakit tak terbantahkan.
Ø Tidak
semua manusia memiliki IQ kecerdasan yang sama tetapi dituntut untuk sama,
duhai ibu bagaimana ini?
Ø Orang
miskin sudah mendapatkan stempel sbg kaum marjinal, itu paten.
Ø Tak
perlu ujian skripsi, tak perlu gelar sarjana, tak perlu kaya secara materi, tak
perlu berumah tangga, tak perlu semua itu, banyak a I u ba bi bu, banyak
peraturan, ahhhhh jiwaku memberontak, aku ingin bebas. Persetan dengan gelar.
Ø Masalah
terbesarku adalah bukan yang menajdi pikiranku sendiri, melainkan yang menajdi pikiran umum orang kebanyakan
yaitu masalah studi.
Ø Ketika
orang banyak memikirkanku, aku malah tidak bisa memikirkan diriku sendiri.
Ø Seperti
sudah menjadi semacam kutukan bahwa aktivis telat lulus kuliah.
Ø Pada
umumnya remaja yang lebih memilih bekerja daripada sekolah penyebabnya adalah
karena kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu untuk membiayai sekolah
merka.., tidak semuanya benar. Adiku, sebut saja sobi, orang tuaku sanggup
membiayai sekolah kami, aku hingga sarjana, adik2ku. Tapi jika adiku yang satu
ini memang sedikit lemah secara intelektual maka sekolahlah solusinya tapi jika
keinginan untuk menuntut ilmu saja tidak ada ya tidak bisa memaksa, padahal
bapak pernah bilang “ kalian harus tetap sekolah, kamu (sambil menatap aku)
melanjutlah ke s2 biar kami yang akan tetap bekerja” kata2 bapak berbarengan
dengan robohnya langit2 yang menaungi kami selama ini. Bibirku nyilu, kata2
tercekat di tenggorokan. Aku melewati mala mini tanpa sepatah katapun kecuali
bertengkar dengan nyamuk2 berisik ditelinga ketika sudah tiba di kamar.
Ø
Ø Pendidikan tidak selalu menjadi ukuran dan bukan jaminan kesuksesan
seseorang.
Ø Aku
seorang pendatang baru di muhammadiyah hingga sampai akhirnya nanti benar-benar
jatuh cinta dengan pemikiran ahmad dahlan.
Ø Dalam tafsir al maun : salah satunya ahmad dahlan menyantuni anak2
yatim dan orang miskin , dimandikan disekolahkan dengan Cuma-Cuma. Sekarang
pendidikan yang ada label muhammadiyah nya nyaris mencekik alias mahalnya
selangit, oke dengan alas an di barengi dengan fasilitas dan memadai di zaman
se modern ini, tapi tetap saja tujuan awal berdirinya muhammadiyah di coreng
oleh gaya hidup materialism.
Ø Apakah saat ini muhammadiyah masih advokad thd anak-anak yang ingin
mengantongi mimpinya dengan mendapatkan sekolah bermutu dan murah? Omong kosong
dengan semua itu.
Ø Setelah
lewat semester 8 maka aku akan menyandang gelar MA, Mahasiswa Abadi.
Ø Kau
tau bagi seseorang yang baik-baik seperti aku yang nyaris Nampak tak punya
masalah apapun, nyatanya mandeg di skripsi sampai tak taulah kapan.
Ø Orang
yang semula tidak kenal Muhammadiyah bisa saja yaitu justru yang menjadi
pecinta berat Muhammadiyah, tentu saja mereka perlu terus menerus dibina dan
diberi contoh yang benar, hingga nanti di harapkan bisa tumbuh menjadi kader
muhammadiyah sejati,.
Ø Aku
adalah anak yang terlantar secara kesehatan fisik dan L adalah anak yang
terlantar secara pendidikan , D adalah anak yang terlantar secara ekonomi dan
Ikha adalah anak yang terlantar secara kesehatan akhlaknya.
Ø Catatan
kritis untuk penguasa : mencekik masyarakatnya sendiri, membunuh dengan apik
dengan mengkorup dana rakyat.
Ø Dana
untuk rakyat miskin di korup, dan para aktifis sangat terluka karena tidak bisa
membela kepentingan masyarakat.
Ø Menjadi
aktifis itu sangat menyakitkan.
Ø Mengapa
aku kemudian membenarkan dan ikut berkilblat pada Muhammadiyah :
Ø Muhammadiyah
melakukan pembaruan/pemurnian ajaran islam dan ingin mengembalikan islam pada
ajaran yang sesungguhnya sesuai dengan
alquran dan sunah yang sekarang malah
sudah banyak di salah tafsirkan.
Ø Muhammadiyah
banyak menolong orang miskin dengan mendirikan panti, tidak perlu banyak teori
tapi praktek langsung ke lapangan.
Ø Muhammadiyah
membangun fasilitas rumah sakit agar masyarakat tidak pergi ke dukun
menghindari perbuatan syirik.
Ø Muhammadiyah
mendirikan sekolah agar orang-orang miskin bisa mendapatkan pendidikan yang
layak.
Ø Muhammadiyah
tidak kenal dengan 3, 7, 100 hari dll, karena itu seperti halnya pesta kematian
malah akan merugikan keluarga yang di tinggalkan.
Ø Tidak
perlu banyak menghafal tapi langsung action
Ø Muhammadiyah
modern tidak memandang islam secar parsial,.
Ø Islam
tidak parsial, maka lahirlah dakwah cultural Muhammadiyah, apresiasif sekali
ketika ahmad dahlan berdakwah tidak memandang muslim atau nonmuslim sebagai
insane yang terpisah secara culture, tidak menolak culture orang-orang kafir
saat itu tapi ambil manfaat sisi positifnya.
Ø Guru
SMA ku skristen tetapi luar biasa memilik pikiran yang positif thingking, punya
kantin kejujuran.
Ø System
pendidikan di pesantren penuh dengan doktrin.
Ø Bapak
tidak tau urusan pendidika, semuanya ibu yang ngurusnya
Ø Aku
sangat sakit sekali ketika diujung studiku malah banyak sekali masalah yang
menimpa.
Ø Tentang
pedihnya hidup , lahir dengan nasib yang sudah ditentukan.
Ø Manusia
mana yang ingin memiliki masa lalu keliru dan manusia mana juga yang tidak
ingin masa depanya gilang gemilang.
Ø Berkali-kali
aku berdendang, hati senang walaupun tak punya uang. Tapi kali ini aku
menangis, sakit sekali karena tuntutan studi dan persaingan hidup yang semakin
ketat, sedang kami semakin hari semakin lemah secara financial.
Ø Males
ribet dengan administrasi
Ø Terkadang
kita sangat labil dan berada di titik
paling bawah, putus asa.
Ø Tentang
persaingan hidup yang sangat keras, di jepang dan korsel hingga menduduki angka
tertinggi bunuh diri.
Ø Aku
mewakili berjuta-juta anak di negeri terkutuk ini yang gagal dalam mendapatkan pendidikan yang
layak, hanya karena satu alas an melarat.
Ø Pendidikan
adalah tangga gantung diri bagi kami kaum melarat , kami benci dengan system pendidikan
yang materialism dinegeri sinting ini.
Ø Gagal
dalam pendidikan formal itu sangat menyakitkan lebih sakit jika sekedar putus
asa cinta monyet.
Ø Kami
adalah sekelompok anak udik yang miskin yang memiliki minat tinggi pada dunia
pendidikan tpi disengsarakanya.
Ø Aku
kini tingga berdua dengan penyakit yang terus menggerogotiku.
Ø Pendidikan
bagi orang miskin adalah mimpi di siang bolong.
Ø Menurut
studi litelatur yang dilakukan di Indonesia, terbukti sebagian anak yang
bekerja pada usia dini mereka terpaksa putus
sekolah, demi membantu mencari nafkah untuk keluarga miskin mereka.
Ø Padahal
sesuai dengan UU no 2 tahun 1989 tentang stern pendidikan nasional, kemudian dipertegas lagi dalam UU RI no 20 tahun 2003 sebagaimana yang
tertuang pada pasal 34 “ setiap warga Negara yang berusia 6 tahun dapat mengikuti program wajib belajar
. pemerintah dan pemerintah daerah
menjamin terselenggaranya program wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan tanpa
memungut biaya. Wajib belajar merupakan tanggung jawab Negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat.. Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud ayat (1) ayat (2) dan
ayat(3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Ø Selain
itu, dalam pembukaan undang-undang dasar 1945
mencantumkan tujuan nasional: mencerdaskan kehidupan bangsa yang secara konstitusional menjelma kedalam pasal 31 UUd 1945 ayat(1) yang
menyatakan bahwa : tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran, sedang ayat (2) menegaskan kepada
pemerintah untuk mengusahakan dan
menyelenggarakan satu system pengajaran
nasional.
Ø Sebenarnya
sudah cukup banyak upaya pemerintah untuk memutuskan mata rantai kemiskinan yang mengancam anak-anak. Seperti Program
Keluarga harapan(PKH) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang lagi-lagi
dikorupsi.
Ø Kenyataan
yang terjadi di lapangan, anak miskin sekolah hanya bagaikan mimpi ,
dikarenakan banyaknya pungutan liar dari pihak sekolah .
Ø Apalagi
dengan sekolah yang bertaraf internasional, orang miskin jelas tidak boleh
sekolah disana, karena yang boleh sekolah disana hanyalah orang-orang yang
sanggup merogoh kantong dalma-dalam.
Ø Belajar
disekolah yang penuh misteri dan penuh instruksi bukan inspirasi bagi anak
peserta didik.
Ø Seleksi
masuk sekolah juga berdasarkan tingkat kecerdasan, bukan mengakomodir masalah
ekonomi rakyat miskin, padahal di sekolah itu mencerdaskan anak-anak yang
kasarnya bodoh untuk dibimbing dan dibina bukan begitu bung?
Ø Bagaimana
mau S2, S1 saja kau menyelesaikanya dengan separuh hidupmu, separuh lagi dengan
malumu.
Sekolah Koruptor Terbaik.
Ø Carut
marut dunia pendidikan di Indonesia sudah bukan rahasia lagi. Peserta didik
yang harusnya dibekali dengan budi pekerti dan sopan santun , malah secara
tidak langsung diajari untuk jadi calon-calon koruptor setelah ia besar dan
jadi pemimpin nanti, loh apa pasal?
Ø Bukan
di ajari untuk menjadi koruptor secara langsung, tetapi secara tersirat output
dari system pendidikan kita ya itu hasilnya. Para koruptor.
Ø Hal
ini bisa digambarkan ketika sedang ujian nasional para guru bersinergi untuk
menggolkan sekolahnya agar menjadi lulusan terbaik, dengan berbagai cara di
halalkan. Anak-anak yang cenderung meniru itu akan sama pula, di ajari untuk
curang.
Ø
Pendidikan Pro Rakyat Miskin ?
Seperti
apa? Saat ini hamper tidak ada karena pendidikan sudah menuntut untuk
pengembangan kualitas dan didukung oleh fasilitas yang memadai.
Bagaimana
dengan Mazhab Al-Ma’un?
Tentu
hal ini menjadi tanda Tanya besar. Mari kita kembalikan pada filosofi Muhammadiyah
didirikan. Bahwa KHA.Dahlan sang proklamator Muhammadiyah manusia yang memiliki
jiwa social yang tinggi. Pro dengan rakyat miskin dan kaum yang lemah. Maka
dengan inisiatif pak dahlan untuk menyantuni orang-orang miskin dan yatim piatu
untuk diberi makan, di mandikan dan beri sandang kemudian di sekolahkan. Tentu
saja dulu gratis. Karena konteks sekarang dengan daya saing yang tinggi dan
berkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang pesat,
menjadi alas an mengapa Muhammadiyah tidak lagi berjalan pada koridornya.
Harusnya
hal-hal yang demikian menjadi pe-er karena secara tidak langsung bahwa
Muhammadiyah sudah tidak seperti yang diharapkan para leluhurnya.
Cerita
tentang kesenangan selalu tidak menarik. Itu bukan cerita tentang manusia dan kehidupanya, tetapi tentang syurga, dan
jelas tidak terjadi di atas bumi kita ini. PAT
Suatu
masyarakat paling primitifpun, misalnya di jantung afrika sana, tak pernah
duduk di bangku sekolah, tak pernah
melihat kitab dalam hidupnya, tak kenal baca tulis, masih dapat mencintai
sastra, walau sastra lisan PAT.
Kalian
boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian
tinggal hanya hewan yang pandai PAT.
Tahukah
kau mengapa aku sayangi kau lebih dari siapapun? Karena kau menulis. Suaramu
takan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari PAT.
#Catatan tentang pendidikan ini ditulis sekitar tahun 2012-an tanpa editing sedikitpun.
Ternyata begini kalau aku dulu sedang frustasi.