Ternyata benci dan cinta itu bedanya sangat tipis sekali.
Sepekan ini benciku semakin membludak-bludak. and paling hobi delete semua yang berhubungan dengan dia.bagusss.
Sebenarnya aku sedang tidak ingin membicarakan soal itu, ada cerita yang tak kalah menariknya. Begini cerita:
Permusyawaratan akbar tingkat provinsi di daerahku di mulai. Dari beberapa kali yang sudah pernah aku ikuti semua berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada unsur politik de-el-el. Namun dengan demikian masih tetap bisa menghasilkan pemimpin yang berkualitas tanpa ada unsur politik yang begitu kental. ya meski ini politiknya anak ingusan yang masih menyandang status pelajar. Tapi dinamika organisasi, siapa yang tahu endingnya seperti apa.
sebenrnya ini bagus dituliskan menjadi sebuah cerpen atau paling tidak tulisan fakta yang di bumbuhi fiksi sedikit sehingga tidak kentara benar bahwa bisa juga anak ingusan sudah di butakan oleh kekuasaan. Sistem kenegaraan kita sudah mencecoki anak-anak untuk rabun dan gelap mata dengan kekuasaan. Biarlah, kita ikuti alurnya saja.
Sebelumnya pada permusyawaratan tertinggi tingkat nasional, mereka yang mendapatkan contoh. Namanya juga pelajar yang selalu ingin meniru, kami memaklumi ketika mereka juga dengan melihat maka akan mengambil contoh dari apa yang mereka lihat , terlepas dari apakah itu benar atau salah. Nah sebenarnya kekrttisan mereka di uji disini, tapi sekali lagi tidak. Mereka ingin kuasa atas segala hal. Kursi tingkat gubernur di organisasi kami sedang diperebutkan.
Di perebutkan, ini tentu hal yang sangat luar biasa, karena jika di banding dengan tahun-tahun sebelumnya. Mana ada kader yang menginginkan menjadi gubernur pada organisasi yang berafiliasi islam dan berlokus gerakanya pada pembelaan hak-hak pelajar ini. Namun pada saat ini lihatlah sendiri, semua terlihat secara terang sekali, kursi gubernur orang no 1 yang akan memimpin kami sedang di perebutkan.
Sekarang bukan masanya juga aku ingin memuji, tapi aku memiliki peranan yang sangat penting untuk merumuskan materi atau kebijakan organisasi ini pada periode yang akan datang. Meski aku tidak merasa di pandang sebelah mata, tapi ternyata hal ini kurang menarik, bahkan tak semenarik bursa calon orang-orang yang akan menentukan posisi number one itu.
Acara itu berjalan sekitar 4 hari 4 malam, aku dan beberapa teman pejabat tingkat provinsi lainya terheran-heran ketika mendapati rekan-rekan tingkat kabupaten sudah mempunyai kopelan , siapa-siapa saja yang akan mereka pilih di pemimpin mereka. Hal ini tentu sangat wajar mereka tau dari permusyawaratan tertinggi Provinsi
To Be Continue