Dimasa yang lalu, saat rindu indah bersamamu.
terbayang satu wajah penuh cinta penuh kasih
Oh....IBU......
Tulang-tulangku serasa dilolosi paksa dari rangkanya. Kulitku di kuliti, Ahh ungkapan hiperbola sekali. Ragaku ini rasanya terus ingin mencari kasur empuk, bagaimanalah sebentar saja aku ingin merebahkan diri. Ingin menikmati indah suasana alam mimpiku jikapun masih diberi kesempatan untuk bermimpi. Apapun itu, karena aku sangat takut tak mendapat kesempatan lagi untuk bermimpi,meski mimpi burukpun.
Sekarang aku benar-benar merasakan kesakitan sebab menahan rasa rindu yang bergejolak didalam jiwa yang akut.
Mama' anakmu ini kelelahan. lelah sekali, saat ini aku hanya ingin merebahkan kepala di pangkuanmu. Rindu saat itu, saat kau belai rambutku, kau usap kepalaku. Terasa begitu indah, tenang dan damai.
Bahkan sejak beberapa waktu lalu, aku merasakan kerinduan yang sangat hebat , apalah obatnya selain bertemu?
Jarak? apalah artinya sebuah jarak geografis? Sekarang bukan persoalan itu lagi, jarak itu sekarang lebih kepersoalan komunikasi, transportasi dan spikologi. Jadi durhakakah diriku ini yang memendam rindu kepadamu Ibu.
Tuhan, mohon ampun aku telah menduakan cintaMu sekaligus menduakan cinta Ibuku yang begitu tulus suci dan tanpa pamrih. Bodohnya aku lebih memilih cinta kepadanya di pulau antah berantah yang banyak memberi harapan
Lelah |