ANTARA AKU, SISWAKU DAN SESA ZAPIN MELAYU II BAGIAN TERAKHIR DARI DUA TULISAN

Di Tulis Oleh :Hardiansyah.


Pada bagian satu lalu, aku telah mengupas beberapa penghuni sesa Zapin Melayu, sesa kelas enam di kelasku. Pada bagian ini aku akan melanjutkannya dengan beberapa penghuni sesa ini kembali lengkap dengan sikap-sikap mereka yang selama ini aku lihat. Pada mulanya aku ingin mengcopy saja dari Raport narasi anak-anak yang sudah kubuat, namun hal ini ku batalkan karena manusia bersifat dinamis dan selalu berinovasi serta berubah dalam menyiapkan diri memaknai kehidupan. Perlu di ketahui pada para pembaca, Raport di Sekolah ku menggunakan enam jenis Raport yaitu raport narasi, raport falsafah ilmu pengetahuan, Raport Akhlak, Raport Leadership, Raport KKM dan raport biru. Tanpa memperpanjang muqaddimmah saya akan memperkenalkan beberapa nama lagi kepada sahabat semua.

Nurulia Januaristy Putri (Mbak Risty)
Siswa yang satu ini dikenal dengan “hantunya Facebook”. Hari tidak akan berkesan jika ia tidak membuka jejaring social ini. Namun tentu saja hal ini tidak membuat ia lalai dengan tugas yang ia emban yaitu belajar. Penggemar JKT 48 ini begitu senang dengan aksesoris dan merchandise yang bertema artis idolanya. Sebagai anak bungsu, sikap manja masih melekat pada dirinya. Namun  bukan berarti dia tidak mandiri. Seluruh pelajaran dilahapnya. Hanya saja ia terkadang malas untuk belajar matematika. Dalam alam pikirannya matematika adalah suatu yang sama sekali tidak mengasyikkan. Ibadahnya juga telah berhasil ia maknai bukan sebatas pelepas kewajiban belaka. Aku bangga, jika kelas 4 dan 5 ia akan menangis di ketinggian ketika outbound, namun di kelas 6 ini dia telah berhasil mengatasi rasa takutnya pada ketinggian. Kata yang senantiasa ku ingat sering keluar dari mulutnya adalah “Ey…. Bapak ini”

Aulia Nursafarina (Mbak Au / Mak Ucing)
Belajar untuk mandiri dan memahami di balik setiap rupiah yang dikeluarkan oleh orang tua, ada keringat dan jerih payah mereka terkandung disana. Mbak Auk demikianlah seisi kelas memanggil akan membawa barang (berupa manisan dan makanan ringan) dagangannya ke sekolah untuk dijajakan kepada teman-temannya. Didikan sang Mama tercinta agar mbak Auk bisa menjadi entrepreneur sejati telah ditempa sejak kecil. Alhasil uang sekolah yang dibayarkan terkadang hasil dari mbak Auk menjajakan barang dagangan mamanya tersebut di Sekolah. Hasil jualannya ia tabung untuk keperluan yang penting apakah untuk membeli perlengkapan sekolahnya dll. Saya sempat kaget juga mengapa teman sekelasnya menjulukinya Mak Ucing. Selidik punya selidk ternyata gelar itu diberikan pada temannya karena kasih sayangnya pada hewan terutama kucing. Soal belajar dan ibadah ia selalu bersemangat ketika mendapatkan tantangan berupa soal-soal try out yang saat ini sedang gencar kami lakukan.

M. Meylandhio (Dhio)
Aktif, enejik dan selalu ceria demikianlah siswa kami yang satu ini menunjukkan sikapnya. Bergabung dengan keluarga besar sekolah kami pada kelas lima yang lalu dan langsung akrab dengan teman sekelasnya. Kemampuannya beradaptasi dengan lingkungan sangat baik. Putra tunggal yang suka sekali bermain bola ini sangat lincah ketika menggiring si kulit bundar. Walaupun dia enerjik dan lincah serta ada kesan sedikit “bandel”, namun ketika kita mencoba untuk mengorek isi hatinya, ia akan terbuka untuk menceritakan masalah yang sedang dihadapinya.


Ardheia Nurul Aini (Dea)
“Anak kelas 6 masuuuuuuuuuuuk………..!!”, demikianlah teriakannya yang “cetar membahana” ketika mendapat informasi dari fasilitator seluruh siswa kelas enam masuk ke dalam kelas. Suaranya lantang, tegas dan tinggi. Tak salah jika kemudian ia memenangkan pemilihan ketua kelas di kelas enam ini. Suaranya yang tinggi dan merdu membuat ia ditunjuk sebagai salah satu vokalis ketika Sekolah mengadakan konser music anak bangsa. Siswi yang jago kempo ini baru saja menjalani operasi amandel. Semoga lekas sembuh ya Dea…….

Irsyad kesuma (Icad)
Kalem, penurut dengan nasehat Ummi dan bapak di sekolah dan cerdas, itulah gambaran yang tepat bagi seorang Irsyad. Biasa dipanggil Icad dengan teman-teman sekelasnya, Irsyad menunjukkan bahwa dirinya mampu untuk menghadapi Ujian Nasional. Irsyad menyimpan ambisi yang besar untuk menjadi yang terbaik di kelas, walaupun keinginan tersebut tidak tampak dari garis wajahnya yang lemah lembut. Icad juga sangat disenangi oleh teman-temannya. Aku selalu senang membonceng Irsyad dengan motor jika membeli keperluan yang dibutuhkan kelas.

Harkel Parleansyah (Harkel)
Jenderal kancil..... Pak osa gurunya di kelas empat dahulu menjuluki ia seperti itu. Tubuhnya memang kecil, tapi motoriknya luar biasa bagus. Terpilih secara aklamasi sebagai ketua kelas di kelas lima dahulu membuat Harkel menjadi sosok yang berusjaha untuk dewasa dan beertanggung jawab atas amanahnya. Ketika baru pindah dari sekolah lamanya, harkel adalah sosok yang tidak percaya diri. Bayangkan saja, Mamanya harus menungguinya sekolah selama satu minggu. Penerimaan yang baik dari teman-temannya dan kemampuannya beradaptasi menjadikan ia berani, termasuk berani untuk menuntaskan tantangan outound



Husna Nurul Malika (Uni Ika)
Uni Ika namanya, benar-benar anak yang memiliki karakteristik ibu rumah tangga sejati. Ia mampu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, menjahit masak dan lain-lain. Kemampuannya memasak terlihat pada saat fun coocking. Saat ini ia di percaya untuk membantu mengelola kantin sekolah melihat bakat wirausahanya yang luar biasa.

Az-zahra Islami Dhena
“Pak Hardi, ini gimana ………?” kata – kata itu yang biasanya keluar dari mulut Mbak Dhena menanyakan pelajaran hari ini yang kurang ia pahami. Mbak Dhena yang jago renang ini memang terkenal agak pendiam. Keterampilan menjahit, meronce dan keterampilan membuat sesuatu dari kain flanelnya patut diacungi jempol. Di rumah ia suka sekali melihat mamanya menjahit dan belajar dari mamanya. Ketika ditanya aapa cita-citanya dengan mantap ia akan menjawab “Pengusaha” sosoknya yang dewasa menjadi panutan bagi tiga adik-adiknya.

Fahrizal Abdurrahman (mas Ijal)
Suatu ketika saya pernah bertanya dengan siswa di kelas :
“Ayo siapa yang namanya paling disukai oleh Allah ?”
“Afif pak…” teriak Afif
“Rafly Pak…..” Teriak Afi tak mau kalah
Mas Fadhil diam saja, dari raut mukanya nampak ia berharap namanya yang paling disukai Allah.
“Mau tahu nggak nama yang paling disukai Allah menurut hadist Rasulullah ?” Tanyaku
“Mau……mau…..mau” teriak mereka kegirangan
“Nama yang disukai oleh Allah itu adalah Abdullah dan Abdurrahman”
“Tapi kan pak nggak ada siswa kelas kita yang namanya itu” Protes Dio
“Ada weeeee kan mas Ijal, Fahrizal Abdurrahman” jawab Cece dengan penuh semangat
“ Ya benar mas Ijal” Kataku melirik pada mas Ijal. Yang dilirik diam saja dan sedang asyik mansyuk dengan buku atlas favoritnya.
Mas Ijal demikianlah kami aku dan kami semua memanggilnya. Mengalami keterbatasan (Autis) bukan berarti mematikan potensi yang ia miliki. Ia ibarat kamus berjalan dan hafal apa saja yang pernah ia lihat dan pernah ia dengar. Buku kesukaannya adalah atlas, buku-buku sejarah, geografi dan lain-lain. Hobi juga ngutak-ngatik laptop. Pernah dia menggambar peta mirip sekali dengan aslinya padahal saat itu ia tidak melihat atlas. Di kelas enam ini mas Ijal tidak bergabung lagi di kelas bersama kami, sesekali ketika ia rindu dengan kelas ia akan dating ke sekolah dan langsung menuju tempat paling favoritnya, perpustakaan

Itulah deskripsi tentang siswa-siswa saya di SEKOLAH ALAM BENGKULU MAHIRA di kelas VI, banyak sudah hal yang kami lewati bersama. Suka bersama dan duka bersama, tertawa bersama, bermain bersama. Bersinergi dengan alam yang telah diciptakan Tuhan, berusaha untuk mensyukuri nikmat yang Ia berikan...

Ku dengar ku lupa
Ku lihat dan ku ingat
Ku lakukan ku mengerti
Akan kebesaran Mu ya Allah
Sekolah Alam Bengkulu Mahira
Tempat belajar Bermain berpetualang
Sekolah alam Bengkulu Mahira’
Sekolah terindah dalam hidupku

Tulisan ini ku persembahkan untuk anak didikku tercinta di Sekolah Alam Bengkulu Mahira yang sesaat lagi mungkin akan berpisah dengan kami fasilitatornya untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pak Hardi dan Umi Lisna tidak bisa selalu mendampingi kalian, tapi satu pesan Bapak, kalian adalah anak-anak terhebat yang pernah Bapak temui. Jadilah selalu pribadi yang jujur walau banyak hal menarik kalian untuk tidak jujur, jadilah kalian pribadi sederhana walau kemewahan indah merona, jadilah pribadi yang mencintai Allah dan Rasul-Nya disaat dunia di kuasai dengan jebakan dan tipu daya. Jadilah Khalifatullah fil ardh yang Rahmatan Lil”alamin dimana saja kalian berada. Yakinlah kenangan yang kita lewati adalah kenangan terindah bagi hidup kita.




Notes: Di tulis oleh Hardiasyah. Untuk lebih lengkapnya bisa silaturahim langsung via Jejaring Sosial Facebooknya : Bang Hardi Bengkulu (bang.h.bengkulu@facebook.com )


LihatTutupKomentar