Keutamaan Puasa dan Kesalehan Sosial

 


Oleh : Suripah, S.Kom.I (Penyuluh Agama Islam KUA Kec. Pematang Tiga, Bengkulu Tengah)

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesehatan sehingga kita dapat kembali bertemu dengan bulan suci Ramadhan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, sahabat, serta para pengikutnya hingga akhir zaman.


Jamaah yang dirahmati Allah,

Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, di mana Allah mewajibkan umat Islam untuk menunaikan ibadah puasa. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:


“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)


Ayat ini menunjukkan bahwa tujuan utama dari ibadah puasa adalah membentuk pribadi yang bertakwa. Takwa mencakup kepatuhan terhadap perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, baik dalam hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia.

Puasa di bulan Ramadhan tidak hanya mengajarkan kita untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengasah kesabaran, keikhlasan, serta menumbuhkan rasa empati terhadap sesama. Dengan menahan diri dari makan dan minum, kita dapat merasakan bagaimana penderitaan orang-orang yang kurang mampu, sehingga melatih diri untuk lebih peduli terhadap sesama.


Kesalehan sosial merupakan salah satu nilai utama yang seharusnya tumbuh dari ibadah puasa. Islam tidak hanya mengajarkan kesalehan pribadi tetapi juga mengutamakan kesalehan dalam kehidupan bermasyarakat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ahmad)

Hadis ini menegaskan bahwa kesalehan seorang Muslim bukan hanya diukur dari ketekunan dalam ibadah ritual, tetapi juga sejauh mana ia bermanfaat bagi sesama. Bulan Ramadhan adalah momentum terbaik untuk meningkatkan kepedulian sosial melalui berbagai amal kebaikan, seperti bersedekah, berbagi makanan, dan membantu orang-orang yang membutuhkan.


Zakat fitrah yang diwajibkan bagi setiap Muslim sebelum Idul Fitri adalah salah satu bentuk nyata dari ibadah yang menghubungkan antara kepatuhan kepada Allah dan kepedulian terhadap sesama. Zakat ini bertujuan untuk menyucikan jiwa serta membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu agar mereka juga dapat merayakan hari kemenangan dengan bahagia.


Selain zakat fitrah, sedekah di bulan Ramadhan juga memiliki keutamaan yang luar biasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau semakin bertambah di bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadis disebutkan:


“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Meneladani sifat Rasulullah, kita pun diajak untuk memperbanyak sedekah dan berbagi dengan sesama. Memberikan iftar atau berbuka puasa kepada orang lain juga merupakan amal yang sangat dianjurkan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Barang siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun.” (HR. Tirmidzi)

Dengan berbagi makanan berbuka, kita tidak hanya mendapatkan pahala, tetapi juga mempererat tali persaudaraan dan menciptakan rasa kebersamaan di tengah masyarakat. Kebersamaan ini menjadi pondasi penting dalam membangun lingkungan yang harmonis dan penuh kasih sayang.


Di samping itu, bulan Ramadhan juga mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu, baik dalam hal perkataan maupun perbuatan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan jangan pula berbuat gaduh. Jika seseorang mencelanya atau mengajaknya bertengkar, hendaklah ia berkata: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” (HR. Bukhari dan Muslim)


Puasa mengajarkan kita untuk menjaga lisan dari perkataan yang tidak baik dan menghindari konflik yang dapat merusak hubungan sosial. Dengan demikian, Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk membentuk karakter yang lebih sabar, pemaaf, dan penuh kasih sayang.


Sebagai penutup, marilah kita jadikan Ramadhan sebagai bulan peningkatan ibadah sekaligus ladang amal sosial. Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah dan kepedulian terhadap sesama, sehingga kita dapat meraih keberkahan Ramadhan dan menjadi pribadi yang lebih baik setelahnya.


Semoga Allah menerima ibadah puasa kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menjadikan kita sebagai hamba-Nya yang bertakwa. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

LihatTutupKomentar