Sweet Dream |
“Jika kau bukan anak
orang kaya atau anak raja maka menulislah”
Bukan karena disadarkan pada
statement di atas, tapi bagiku menulis adalah mengeluarkan separuh beban yang
memenuhi isi hati, isi otak , isi kepala, dan secara garis besar sebagian isi
tubuh.
Ketika aku tidak bisa menuturkan
secara lisan apa yang aku rasakan, maka menulislah obatnya. Mencoret-coretkan
tinta hitam ke selembar kertas miliku kapanpun dan dimanapun tergantung mood
dan akhirnya catatan itupun tercecer entah kemana-mana, diinjak sepatu orang
berlalu lalang, bersama angin terbang atau masuk ke kotak sampah, entahlah.
Aku memilih kesibukan yang tekun
dan terus menerus, hingga tanpa sadar diri sudah terjebak oleh rutinitas. Aku
menjalaninya dengan enjoy saja.
Aku ingin berdialog dengan
Tuhanku, mengadukan apa yang baru-baru ini ku gundahkan.
Aku ingin segera mengakhiri semua
yang menjadi kegalauan. Sungguh.
Cinta dalam diamku, haruskah kau tahu jika aku mencintaimu…?
Kurasa tidak…! Karena cinta itu tidak bisa terungkap agar bisa dilihat.
Ia hanya bisa dirasa dalam hati. Bukan, bukan aku tak berani untuk mengurai…,
tapi aku takut salah dalam menempatkannya, karena apa yang menurutku baik,
belum tentu menurut tuhanku baik pula.
Cintaku hanya sebatas mata memandang dan telinga mendengar, biar begitu
tak mengapa. Karena bagiku cinta itu bahasa hati bukan duniawi. Dan demi
menjaga kehormatan perasaan , tunggulah sampai waktunya tiba direstui agama dan
dicatat Negara.
Tapi aku mohon ya Tuhanku, aku
ingin mengutuk perasaanku. Lunturkan pelan-pelan dan hilangkanlah rasaku untuk
sahabatku sendiri. Bayangkan saja, sahabat terbaiku yang sudah banyak
memberikan kebaikan dan kenyamanan dalam hidupku. Tapi lihatlah begini caraku
membalas budi baiknya, tega sekali aku menzalimi hatiku sendiri dengan
membiarkan mekar perasaan ini.
Tuhan sungguh ini bukan mauku,
semua berawal dari mimpi sesat tertanggal 07 maret 2014. Meski aku tak begitu
percaya dengan mimpi, tapi ketahuilah bahwa hidup berawal dari mimpi.
Orang-orang besar memulainya dengan mimpi. Dan untuk urusan satu ini aku ingin
mengabaikanya, mimpi adalah bunga tidur. Meski Mimpiku sangat indah, beautiful,
and so romantic dan sangat jelas sekali, tak perlu di detailkan karena
menyangkut norma.
Aku terjaga dari tidur,tersenyum
dan hanya bisa menatap ruangan tidur, kosong dengan setengah perasaan tak
percaya. Mimpi yang begitu menggelitik dan membuncahkan isi hatiku.
Dari situ aku mulai memikirkanya,
memikirkan sahabatku dengan perasaan yang tak menentu. Bayanganya berkelebat
disetiap aktifitasku. Dengan begitu aku menjadi galau tak menentu, barulah aku
bercerita dengan seorang sahabat yang ku percaya. Malah sahabatku itu bilang, jangan-jangan dia
adalah jodoh ku.
Aku ingin berteriak saat itu.
Lama-lama muncul perasaan malu, tidak pede dan mengurangi komunikasi dengan
sahabat dalam mimpiku itu. Kurasakan diapun demikian. Lebih pendiam dan menjaga
jarak, dulu tidak seperti itu. Aku tak ingin begini. Sungguh.
Hari demi hariku , demi di
hinggapi mimpi-mimpi itu, semakin menukik jantungku, selalu menjadi beban
pikiran tak kenal waktu, ketika aku ingin belajar, bekerja, tidur, dikamar
mandipun.
Tak ada yang tahu, jika empat
hari aku sakit, sakit kepala mungkin juga karena stress terlalu memikirkanya.
Bagaimana tidak Ya Tuhan, Kau yang buat begini, aku tak kuasa apa-apa.
Aku tidak ingin terlalu cepat
menyimpulkan, tapi setahuku ini adalah pertanda bunga asrama bermekaran sudah.
Dan sahabatku yang lain mengatakan bawak tak ada cinta yang bertepuk sebelah
tangan. Aku percaya karena di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin terjadi.
Positif thingking dan percayalah.
Memang setiap disepertiga malamku
selalu bermunajah untuk selalu dimudahkan rezeki dan jodoh.
Apakah itu jawaban dari
doa-doaku.
Tuhan, aku menyiksa dan mencekam
perasaanku dan mengatakan tidak untuk membina mimpi-mimpi masa depan dengan
dia, sang sahabatku. Karena rumah tangga dasarnya adalah cinta. Dan beribu-ribu
kali aku katakan tidak untuk mencintainya…!!! Tapi keinginan selalu berbanding
terbalik dengan kenyataan dan kebutuhan.
Tuhan mungkin tidak akan
mengabulkan semua keinginan kita tapi Tuhan akan memberikan apa yang kita
butuhkan.
Tuhan maha tahu mana yang terbaik untuk hambaNya.
Ya tuhan terserah engkau
sajalah…!!
Mimpi dengan orang yang sama
sudah sekitar empat atau lima kali, aku lupa, tepatnya adalah melupakan.
@@@@@@@@@@To Be
Continue@@@@@@@@@@@