Galau...???? Gak la yawwww |
Pernah dengar pepatah yang berbunyi seperti ini : '' Kepala boleh sama hitam tapi hati siapa yang tau" kurang lebih seperti itulah. Tipologi manusia itu bermacam-macam. Satu orangpun bisa memiliki lebih dari satu karakter. Ok jika karakter yang membentuk diri kita itu karakter dan sifat yang positif, naas jika sebaliknya.
Diriku, seperti juga hari-hari kemarin, ingin bahkan sangat untuk menjadi pribadi yang berkarakter, memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi orang lain dan memiliki semangat berjihad seperti beberapa tahun yang lalu. Aku merasakan ada separuh kemampuanku sirna, pergi meninggalkanku, membuatku kesendirian kesepian, ahh peduli apa??
Bagaimanalah menjadi orang yang mampu memberikan semangat terutama untuk diri sendiri. Kadang aku berfikir, jalanku memang masih panjang, keinginan begitu banyak berbaris-baris, berderet-deret, tapi apa yang kita inginkan tak semuanya akan tercapai. Beginilah hidup.
Aku, hanya ingin mensyukuri hidup ini, mensyukuri bahwa masih banyak yang mengasihiku, bukankah itu satu nikmat yang luar biasa. Bagaimanapun keadaanya aku tetap harus bersyukur.
Aku di katakan sebagai sosok yang terbaiakan dan tak masuk di ukiran pena atau di diari siapapun, namun tetap menjadi orang yang tidak mudah untuk di intervensi. Bahasa religius nya adalah Instiqomah. Bahasa sederhananya adalah teguh pendirian tidak mudah terkontaminasi dengan lingkungan karena memiliki pemahaman agama dan aqidah yang cukup, ku katakan cukup bukan baik ataupun sangat baik lebih lebih sempurna. Sangat jauh.
Seorang muslimah memang sudah seyogyanya seperti itu, meyakini apa yang kita lakukan adalah benar karena bersumber pada al-qur'an wa sunnah.
Pengantar yang cukup panjang rupanya , sebenarnya ini yang mau aku ceritakan:
Akhir bulan ini, aku bertugas ke suatu tempat yang selalu ingin ku kunjungi, karena tempat yang sangat mempesona, juga aku rasa semua orang tak pernah menolak jika mendapat tiket perjalan gratis untuk berlibur ke kota ini. Berbelanja berbagai macam makanan, kerjinan dan busana yang sangat murah meriah dan berkualitas. Tapi tidak untuk aku, aku sedang bertugas untuk kepentingan ummat, tak ada senang-senang. Hanya yang membuat langkah kakiku begitu kaku melangkah kesana. bayangkan saja, di kota itulah bersemayam para Ijal yang maaf aku sendiri sangat membencinya ( Ampun Ya Allah, aku cinta dan benci karena Engkau). Jangnlah untuk bertemu, mendengar namanya saja aku sensi.
Tuhan mengapa juga aku begitu sensi dengan banyak orang, para ijal. Tapi yang menguatkan aku satum aku akan bersilaturahim ke keluargaku di pulau seberang sana, keluarga yang selalu ku rindukan. Berfikir jernih saja, sekarang ini nya adalah memaafkan, dengan begitu hati akan menjadi lega.
Intinya sekarang aku lagi andilau, antara dilema dan galau.
END*************