Bukan karena pekerjaan intelektual yang mempesona.
AKu menulis karena itu sangat menyamankan diriku ketika isi otaku penuh dengan berbagai delima dan kegalauan kehidupan.
Aku menulis disela-sela atifitas kantorku. Jaringan internet dikantor menyuburkan produktifitas menulisku, dirumah aku juga menulis tetapi tidak begitu fokus karena harus mengurus anak. Tempat kerjaku saat ini memang sedikit enak dan tidak penuh dengan tekanan, Mengabdi dengan sesuai hati tepat pada porsinya.
Aku menulis, sejak dulu aku memang suka menulis, terutama menulis diary yang isinya ketika kubacai hari ini, sungguh sangat memalukan. Tetapi dari sana aku jadi banyak belajar, bahwa menulis butuh ketekunan dan suasana hati yang pas. Satu lagi butuh dibiasakan.
Aku hanya suka membaca , sungguh sangat gemar. Ketika aku duduk di kelas III SD maka semua buku mata pelajaran dari bahasa indonesia yang mengasikan, IPS yang kaya akan sejarah dan matematika yang paling tidak ku suka semua khatam aku baca, bahkan telah menamatkanya beberapa kali. Saat ini kekurangan fasilitas ex buku dll.
Pada saat di SMP buku-buku sudah mulai banyak, Mbah banyak menyimpan buku-buku sejarah, maka akupun telah melahapnya dengan berkali-kali membacanya sampai aku hafal semua isinya. Terlebih lagi Mbah sangat menyukai sejarah dan pelaku sejarah.
Karena tidur masa kecilku dengan Mbah putri, penghantar tidurku adalah cerita sejarah, efeknya aku sangat menyukai sejarah.
Ketika kuliah perkembangan ilmu semakin pesat, aku mulai menyukai fiksi dan bahasa. Maka kuliah nanti aku ingin mengambil kosentrasi Bahasa, Gak tau bahasa apa? Inggris, perancis, jepang, mandarin, atau bahasa indonesia?.
Ketika kuliah jangan heran buku-buku di perpustakaan kampusku jangan keren abis, Maka banyaklah aku belajar di perpus daripada di kelas. Namun apa daya kesukaanku tetap pada buku dengan genre sejarah dan fiksi, ketika ada buku-buku matiq, filsafat, ekonomi, politik wadeew, aku bener-bener tidak menyukainya.
Namun seiring perkembangan waktu, aku sibuk di Organisasi. Maka kegiatan membaca jadi terkesampingkan (gak sengaja). Tanpa disangka karis organisasi melejit dengan cepat, aku menjadi salah satu pimpinan di organisasiku, maka untuk menambah kapasitas otak dengan intelektual aku mendoktrin diri sendiri untuk dapat menyukai segala jenis buku.
Guys... segala jenis buku itu membuat kepala kita gado-gado. Awalnya ketika membaca du-tiga lembar langsung tertidur. Memang parah. Namun doktrin itu ada sedikit hasilnya juga. Aku jadi gemar menulis, menulis fiksi.
Alhamdulillah satu buku novel hasil kerja kerasku bertahun-tahun (kumpulan tulisan di blog) selesai juga. Novel Keputusan Vertikal Limit. Hanya sekarang mencari penerbit yang cocok itu sangat sulit. Sebenarnya bukan cocok ding tapi penerbit yang mau menerima tulisan penulis baru.