elegi Cinta Hari Raya By Ipeh El-Fishy


 
Panggil aku Erik, Therius Erik Rumokoy. Dari namaku kau tentu mengira bahwa aku bukan muslim. Tidak..! Aku muslim sejak  2015 lalu. Ayahku meminta kami sekeluarga hijrah masuk islam. Biasa, factor ekonomi bisa saja menjadikan manusia bertukar agama suka-suka.com seperti keluarga kami.

Ayah berkata mungkin mengikuti gaya ustad-ustad yang berceramah di Masjid katanya “Tuhan Allah akan mengampuni semua dosa-dosa orang yang berbuat maksiat. Apalagi ada bulan ajaib untuk dapat diskon penghapusan dosa yakni bulan Ramadhan. Ini adalah kesempatan yang paling bagus untuk kita semua bertaubat” Kata ayah dengan gesture tubuhnya yang kurus kering itu.

“Kenapa bisa begitu?” Mamah akhirnya bertanya dengan nada tidak mengerti. Aku hanya sibuk mengaduk mie intans dari tadi. Sedang Catherine gadis kecil hasil pertemuan sel telur dan sperma Yuliani Effendi dengan Julius ini baru berusia 3 tahun. Belum mengenal persoalan rumit keluarga kami.

“Lalu bagaimana dengan hutang-hutangmu, apa bisa diampuni sama Tuhan Allah itu?” Kata Mamah sambil mengaduk adonan Martabak.
“Itu mah soal gampang, aku yang urus” Kata Ayah sambil menyeruput kopi sekali lagi dan sok sibuk membaca koran dengan terbitan sebulan lalu.“Sekarang ada uang berapa, aku pinjam dulu besok aku kembalikan?” kata ayah lagi.

“Mana ada, uang itu hanya cukup untuk bayar uang ujian Erik?” balas Mamah
“Masih lama Erik ujian, besok juga aku kembalikan, pinjamlah” Kata Ayah memelas.
“Tetap tidak bisa, kau pinjam dengan kawan kau yang sering kau traktir  itu, katanya mereka bisa kasih pinjam, mana pula?” Nada suara Mamah dengan logat Tionghoa-nya  semakin meninggi. Jangankan keributan kecil seperti ini, keributan besarpun sudah menjadi makanan sehari-hari kami disini. Mamah dan Ayah seperti kucing dan anjing yang tak pernah akur. Aku anak pertama keluarga itu, sangat sesak menahan semua ini. Setelah tidak lagi tahan berada satu ruangan dengan mereka yang masih bersitegang akhirnya batinku memutuskan untuk segera meninggalkan dapur sempit itu. Aku tak mau mendengar ocehan keduanya, tapi tetap saja terdengar, rumah kami ini hanya bedengan kos yang sangat kecil dengan biaya 300 ribu per bulan.


Belum jauh aku melangkah tiba-tiba terdengar piring pecah dan disusul lolongan Mamah. Ini aneh, biasanya Mamah selalu mengaum bak sang raja hutan yang tak terkalahkan......

To Be Continue


LihatTutupKomentar