Harus Bagaimana Dengan CINTA


✽. CINTA .✽.

Kata pujangga CINTA letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, CINTA dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. CINTA lah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya CINTA..
(Jalaluddin Rumi)

.✽. Salahkah dengan CINTA .✽.

Pesan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:
“Jangan pernah kau menyalahkan CINTA, tapi salahkan mereka yang menyalahgunakan CINTA hingga berbuat dosa.” [astaghfirullaahu wa’atuubu ilaih..]

.✽. CINTA yang BENAR menurut syar’i akan mendapatkan balasan Syurga yang Istimewa dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala .✽.

Mu’adz bin Jabbal radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Barangsiapa yang saling berkasih-sayang demi Keluhuran-Ku, niscaya baginya Aku buatkan mimbar cahaya, sehingga para nabi dan syuhada pun terkagum saking inginnya memperoleh hal seperti mereka...”
(Hadits Qudsi, riwayat: At-Tirmidzi, derajat: Hasan Shahih)

Lagi, Mu’adz bin Jabbal radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Mereka yang saling mencintai demi Aku, saling menemani demi Aku, saling memberi demi Aku, dan saling memperhatikan demi Aku, niscaya kan memperoleh kasih-sayang-Ku...”
(Hadits Qudsi, riwayat: Ahmad, Ath-Thabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Imam Malik, Al-Baghawi dan Adz-Dzahabi, derajat: Shahih)

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, menuturkan bahwasanya di Hari Qiyamat kelak Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Manakah mereka yang saling mencintai demi Keluhuran-Ku ? Sungguh, hari ini Aku naungi mereka dengan naungan-Ku...”
(Hadits Qudsi, riwayat: Muslim, Ahmad, Al-Baihaqi, Ad-Darimi, Imam Malik dan An-Nawawi, derajat: Shahih)

Dan, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, sabdanya:
“Di sekitar ‘Arasy ada mimbar-mimbar cahaya, di dalamnya ada orang-orang berbaju cahaya, dan wajah-wajah mereka juga bercahaya... mereka bukan nabi atau syuhada, tapi nabi dan syuhada pun terkagum saking inginnya memperoleh hal seperti mereka...”

Sahabat bertanya, “Siapakah mereka itu, ya Rasul ?”

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab,
“Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, saling berbagi karena Allah, dan saling memperhatikan karena Allah...”
(HR. Bukhari, derajat: Shahih)

Wallahua’lam bish shawwab.



share dri facebook Ipeh Gpb Ali
LihatTutupKomentar